• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    3 Tradisi Riau yang Masih Dilestarikan Hingga Kini

    Tradisi Bakar Tongkang di Riau (IST)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian tengah Pulau Sumatra. Tepatnya, terletak di bagian tengah pantai timur Pulau Sumatra, yaitu sepanjang pesisir selat Malaka.

    Sebagaian upacara adat di Riau, berkaitan dengan nilai-nilai agama Islam. Pasalnya mayoritas penduduk di Provinsi Riau adalah muslim. Namun ada juga masyarakat di Riau yang memeluk agama Konguchu, Nasrani, Hindu, Budha dan Katolik.

    Karena beragam agama di Riau, sehingga ada banyak tradisi nenek moyang yang secara turun-menurun masih dilestarikan hingga saat ini, ini dia salah satunya.

    1.    Bakar Tongkang

    Tradisi adat Bakar Tongkang biasanya terdapat di Kota Bagan Siapiapi. Tradisi ini juga disebut dengan Go Ge Cap, Lak yang biasa diadakan setiap tanggal 15-16 kelima penanggalan Cina.

    BACA JUGA:

    Tradisi Dikei Sakai, Sembuhkan Penyakit dengan Undang Roh Halus

    Bergito, Tradisi Bertukar Darah Hingga Disiram ke Badan

    Upacara Belian, Nyanyikan Mantra untuk Panggil Roh

    Bakar Tongkang merupakan wujud rasa syukur masyarakat Tionghoa, kepada Dewa Ki Ong Ya dan Taisun Ong Ya.

    Kedua dewa ini dipercaya, telah memberikan keselamatan pada masyarakat Tionghoa di Bagan Siapiapi. Tradisi ini telah dilakukan dua abad sejak tahun 1820.

    2.    Tepung Tawar

    Tradisi Tepung Tawar merupakan salah satu upacara adat, yang penting di Provinsi Riau. Tradisi adat ini merupakan simbol, untuk mendoakan seseorang karena keberhasilannya.

    Upacara ada Tepung Tawar, dilaksanakan oleh masyarakat Suku Melayu di Provinsi Riau. Upacara ini dinilai sebagai simbol yang hakekat, terhadap kekuatan dan memohon doa kepada Allah SWT agar dihindari dari marabahaya.

    3.    Balimau Kasai

    Tradisi adata Balimau Kasai merupakan sebuah upacara tradisional, yang istemwa bagi masyarakat Kampar di Provinsi Riau.

    Kegiatan ini dilakukan masyarakat dalam menyambut bulan Ramadan. Acara ini diselenggarakan sehari menjelang masuknya bulan Ramadan.

    Tradisi adat ini bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan, saat telah memasuki bulan puasa. Selain itu, tradisi ini juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri.

    Balimau mempunya arti mandi, sedangkan Limau adalah jeruk limau. Jadi tradisi adat Balimau Kasai adalah mandi dengan memakai air yang dicampur oleh limau.