BATAM, MELAYUPEDIA.COM -  Siapa bilang berselancar hanya bisa dilakukan di laut saja? Di sungai ini, kamu bisa berselancar karena sungai ini memiliki ombak lho!

Fenomena gulungan ombak biasanya ditemukan di sekitar perairan pantai. Namun, fenomena ini justru bisa ditemukan di pesisir Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Namanya adalah ombak bono. Dalam bahasa setempat, bono berarti berani. Ombak besar bergulung-gulung di sungai ini, terjadi karena adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk sungai akibat air pasang.

BACA JUGA:

Mengagumi Kearifan Lokal Warga Terung Island Batam

Pesona Bono Diukir di Kain Tradisional Riau

Kisah Sentadu Gunung Laut vs Fakta Terbentuk Ombak Bono Sungai Kampar

Tinggi ombak bono bahkan mencapai 4 hingga 5 meter, dan mampu menggulung dari pesisir muara di Desa Pulau Muda menuju Desa Teluk Meranti dan Tanjung Mentangor.

Tak main-main, dari muara, ombak bono bisa mencapai 50-60 km menyisir daerah aliran suangi dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam!

Semakin menjauh dari muara, maka tinggi ombak akan semakin mengecil tak lebih dari 70 sentimeter hingga 1 meter.

Waktu Khusus

Uniknya, ombak Bono ini mengalir berlawanan dengan arus sungai. Tak seperti ombak besar di laut, ombak bono bisa mencapai panjang 200 meter hingga 2 Kilometer, dengan mengikuti lebar sungai.

Sungai Kampar sendiri memiliki panjang sekitar 413 Kilometer, dengan hulu di Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatra Barat (Sumbar) dan bermuara di Selat Malaka.

Ombak bono bisa ditemukan sepanjang tahun. Dalam satu bulan, ombak Bono hanya tak bisa ditemukan selama dua hari, yakni pada tanggal 8 dan 25 setiap bulannya.

Ombak Bono sendiri diminati oleh para peselancar dunia. Sebut saja peselancar Inggris Steve King, para peselancar Australia yakni James Cotton, Roger Gamble dan Zig Van Der Sluys. 

Tercatat, mereka berempat adalah atlet yang menorehkan rekor dunia berselancar terpanjang di Bono Sungai Kampar.