Ternyata Ada 24 Dialek dalam Bahasa Daerah di Riau
BATAM, MELAYUPEDIA.COM – Kental akan budaya melayu, membuat warga di Provinsi Riau sudah terbiasa dalam bahasa melayu sehari-hari.
Ternyata, Bahasa Melayu Riau digadang-gadangkan sebagai cikal bakal Bahasa Indonesia, sehingga banyak kemiripan dengan Bahasa Indonesia.
Pemilihan bahasa Melayu Riau sebagai akar bahasa Indonesia, sesuai dengan kebijakan pemerintah Hindia-Belanda.
BACA JUGA:
Mengenal Raja Ali Haji, Bapak Bahasa Indonesia Pencipta Gurindam 12
Ada Kereta Gurindam di Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah
Gurindam 12 Pasal 12, Sajak Terakhir Bagi Raja
Dilansir dari Portal Resmi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), bahasa Melayu Riau dinilai paling murni lafalnya serta paling baik tata bahasa dan ejaannya. Sehingga diwajibkan menjadi bahasa pengantar pendidikan pribumi di seluruh kawasan Hindia-Belanda.
Dari situlah bahasa Melayu Riau berkembang menjadi bahasa nasional Indonesia. Berdasarkan situs Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia, bahasa Melayu Riau diucapkan dalam 24 dialek (pengucapan) yang berbeda, yaitu:
dialek pesisir - dialek kampung hilir
dialek kundur - dialek pulau laut
dialek bintan-karimun - dialek ceruk
dialek pecong - dialek pangkil
dialek karas-pulau abang - dialek anglar
dialek malang rapat-kelong - dialek binjai
dialek mantang lama - dialek bandarsyah
dialek rejai - dialek tanjungpala
dialek posek - dialek pemping
dialek merawang - dialek kampung bugis
dialek berindat-sebelat - dialek kelumu
dialek arung ayam - dialek mengkait
Menurut Ayatroaedi dalam buku Dialektologi Sebuah Pengantar (1983), dialek adalah sistem kebahasaan yang digunakan satu masyarakat untuk membedakannya dari masyarakat lain yang bertetangga dan menggunakan sistem yang berlainan walaupun erat hubungannya.
Riau terdiri dari banyak pulau yang diatasi oleh laut dan selat, belum lagi daerahnya banyak dibatasi oleh hutan. Keadaan geografis alam Riau membuat masyarakatnya terpisah-pisah, sehingga pengucapan bahasa daerahnyapun berbeda.
Saidat Dahlan dan teman-teman dalam buku Geografi Dialek Bahasa Melayu Riau Kepulauan (1989), menyebutkan penyebab lain banyaknya dialek karena wilayah Riau berbatasan dengan Malaysia dan Singapura, yang menyebabkan adanya pengaruh luar.
Kemiripan bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu Riau bisa dilihat dari kosa katanya. Misalnya dalam dalam bahasa Indonesia “tulang” dan dalam bahasa Riau disebut “tulan”, atau “sayur” menjadi “sayo”, “besok” yang menjadi “beso”, “hitam yang menjadi “itam”, dan “semut” yang menjadi “semot” dengan huruf e yang dibaca tipis atau lemah.