78 Kali Positif COVID-19, Pria Asal Turki Jalani Isolasi Selama 1 Tahun Lebih
BATAM, MELAYUPEDIA.COM – Kasus warga yang terpapar COVID-19 memang hampir menyebar ke seluruh penjuru dunia, tak terkecuali di Turki.
Namun ada kasus unik yang dialami warga Turki, yang bernama Muzzafer Kasyan. Pria 56 tahun tersebut mempunyai penyakit bawaan, sehingga sangat rentan terpapar COVID-19.
Mzaffer Kaysan pertama kali terpapar COVID-19 pada bulan November 2020 lalu. Dia pun dilarikan ke rumah sakit, karena memiliki penyakit komorbid. Hal ini pula yang membuatnya mengalami gejala COVID-19 yang lebih parah.
BACA JUGA:
Ada Masker Khusus Hidung untuk Cegah Penularan COVID-19 di Korsel
5 Bahan Alami Pereda Sakit Tenggorokan Ini Ampuh Ringankan Gejala Omicron
Waw.. Warga Thailand Diperbolehkan Tanam Ganja di Rumahnya
Parahnya, Kaysan juga telah menguji tes COVID-19 sebanyak 78 kali, sejak terinfeksi pada November 2020 lalu. Selama tes uji itu juga, dia dinyatakan positif COVID-1
Karena sering terpapar COVID-19, pria paruh baya tersebut harus menjalani isolasi lebih dari 1 tahun lho. Tepatnya selama 14 bulan lamanya, wow…
Dari informasi yang diperoleh, dia merupakan pasien leukimia serta immunocompromised. Penyakit ini pula yang menurut dokter pribadinya, membuat COVID-19 di tubuhnya lebih lama.
Ia pun telah diresepkan oleh dokter obat-obatan, untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya. Namun, tentu saja proses yang dilalui cukup panjang dan sulit.
Akibat COVID-19 yang mengendap di tubuhnya ini, membuatnya harus merasakan isolasi yang begitu lama. Kehidupan sosial Kaysan pun sangat terganggu, dirinya juga tidak bisa berinteraksi dengan keluarga ataupun teman-teman selain melalui ponsel.
Untuk melihat anak-anak serta cucu saja, hanya bisa dilakuakn melalui jendela rumah. Istri serta anak bungsunya saja yang tinggal bersamanya.
"Aku tidak punya masalah di sini selain tidak bisa menyentuh orang yang saya cintai. Sangat sulit. Aku bahkan tidak bisa divaksinasi karena kondisiku,” ucapnya dilansir Liputan6.com, Rabu (9/2/2022).
Karena kondisi yang dialaminya, Kaysan bahkan memohon pada otoritas terkait serta para ahli untuk menemukan solusi bagi permasalahannya. Pasalnya, vaksin bukan menjadi jawaban atas kondisi medisnya.