Aura Mistis Komplek Makam Kerajaan Rambah di Pinggir Sungai Rokan Kanan
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Menurut catatan sejarah, Kerajaan Rambah merupakan salah satu dari lima Kerajaan Melayu di daerah Rokan Hulu, dengan ibukota kerajaan yang pada awalnya berada dipinggir sungai Rokan Kanan.
Namun, ibukota ini kemudian dipindahkan ke Pasir Pengaraian. Kerajaan Rambah diperkirakan berdiri sekitar pertengahan abad ke XVII Masehi, dan sudah menganut Agama Islam.
Tercatat pula, Kerajaan Rambah ini memakai sistem Raja Empat Selo yaitu tiga anak raja, satu anak raja-raja. Secara hierarki, Kerajaan ini masih memiliki pertalian saudara dengan Kerajaan Tambusai.
Pendiri kerajaan ini adalah Raja Muda, beserta rombongan Sutan Perempuan. Raja Muda adalah anak dari Raja Kerajaan Tambusai, sedangkan rombongan dari Sutan Perempuan berasal dari Penyabungan.
Konon, mereka mencari lokasi kerajaan, dengan mengikuti arus sungai ke hulu. Mereka menemukan satu lokasi yang dianggap tepat, dan menjadikannya sebagai kerajaan. Yang tepat berada di titik kompleks pemakaman, yang di perkirakan memiliki luas lebih dari 4 hektar.
Makam Raja Yang Terlihat Angker
Kompleks pemakaman ini, dahulunya berada dalam kompleks istana Kerajaan Rambah, yang berada di pinggir sungai Rokan Kanan dengan jarak sekitar 250 meter dari jalan raya Pasir Pengaraian Dalu-Dalu.
Dalam kompleks makam tersebut, setidaknya ada 11 orang Raja Rambah yang dimakamkan, di makam yang berukuran besar
Makam tersebut diantaranya Gapar Alam Jang Dipertuan Muda, Mangkoeta Alam Jang Dipertuan Djumadil Alam, Teonggol Kuning yang dipertuan Besar Alam Sakti, Poetra Mansyoer, Soeloeng Bakar yang Dipertuan Besar, dan Abdoel Wahab Yang Dipertuan Besar (Alm. Kajo).
Lalu, ada Raja Ali Domboer Jang Dipertuan Besar (Alm. Saleh), Sati Lawi Jang Dipertuan Besar (Alm. Pandjang Janggoet), Sjarif Jahja Jang Dipertuan Moeda, Ahmad Kosek Jang Dipertuan Djoemadil Alam, dan Raja Muhammad Sjarif Jahja Jang Dipertuan Besar (Alm. Besar Tangan Sebelah).
Dari total 27 makam yang ada di sini, terdapat pula makam yang berukuran lebih kecil dari makam raja, yang di sinyalir adalah makam keluarga raja.
Pada salah satu nisan makam, terdapat angka tahun yang menunjukkan 1292 H atau sekitar 1871 Masehi. Wajar saja, jika pengunjung yang pertama kali kesini akan merasakan suasana angker, karena usia makam yang sudah sangat tua.
Hal ini dikarenakan di daerah makam-makam ini banyak sekali ditumbuhi kayu-kayu besar. Bahkan, ada salah satu makam raja Rambah yang dilindungi oleh urat-urat kayu ara. Sekilas kalau di lihat, makam itu seperti berada diatas akar batang kayu.
Nah, masih dalam area pemakaman tersebut, ternyata juga terdapat sebuah kolam, yang konon merupakan tempat pemandian dari keluarga raja.
Kolam yang terbuat dari tanah liat tersebut, sampai sekarang masih ada, dan menjadi saksi bisu megahnya kerajaan bersejarah tersebut.