• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Kisah Raja Kejam Hingga Terbentuknya Desa Nerekeh di Kabupaten Lingga

    Ilustrasi cerita rakyat (www.cerdika.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Desa Nerekeh tapatnya berada di Kecamatan Lingga Kabupaten Lingga Kepulauan Riau (Kepri). Desa tersebut, terletak tidak beberapa jauh dari Desa Panggak Laut.

    Daerah bekas pusat kerajaan ini, menyimpan begitu banyak jejak sejarah berupa situs dan bangunan cagar budaya seperti.

    Di kawasan ini juga, tersebar sebuah cerita rakyat tentang kerajaan di sekitar Daik Lingga. Konon katanya, dahulu kala terdapat sebuah kerajaan di sekitar Daik Lingga. 

    BACA JUGA :

    Ini Mitos dan Tradisi Pantangan Melayu Bagi Pria, Wanita dan Anak-Anak

    Menegur Orang Tanpa Buat Tersinggung, Coba Pakai Pantun Melayu Jenaka Ini

    Mandi Safar, Tradisi Turun Temurun Sultan Lingga Riau

    Sebut saja namanya Raja Fulan (bukan nama yang sebenarnya), karena kebenaran cerita tidak dapat dibuktikan hingga hari ini.

    Rakyat yang hidup di bawah naungan kerajaan ini, hidupnya sangat menderita, mereka tidak dapat hidup tenang dan nyaman layaknya rakyat kerajaan lain. 

    Mereka dituntut untuk kerja paksa setiap hari tanpa upah. Siapa yang berani menantang kehendaknya Raja Fulan yang terkenal kejam tersebut tak segan-segan memghabisi nyawa orang yang memberontak tersebut.

    Di tangan dingin Raja Fulan, rakyat hidup dirundung penderitaan bawah raja yang dzalim. Raja Fulan seakan tak mau peduli dan menutup rapat mata dan telinga, dengan penderitaan rakyatnya.

    Bahkan hampir setiap hari, rakyatnya merasa takut dan cemas. Mereka hanya bias diam melihat sanak keluarga mereka, disiksa dan di bantai habis-habisan.

    Karena tak ada daya upaya untuk membalasnya, mereka hidup dengan kondisi badan yang lemas dan perut yang lapar karena diperas setiap hari.

    Samoau suatu hari, ada orang asing datang ke kerajan tersebut. Dia adalah seorang lelaki paruh baya, yang konon terkenal sebagai ‘orang pintar’ di negerinya.

    Pria tersebut dipercaya memiliki ilmu beladiri dan kebatinan, yang sangat tinggi segala yang keluar dari mulutnya menjadi kenyataan.

    Lelaki itu juga tidak diketahui namanya, yang bermaksud menemui raja dan menyampaikan amanah yang dibawa dari negerinya.

    Dia pun terkejut ketika melihat rakyat di kerajaan itu begitu menderita, miskin, dan kurus. Mereka mulai dari yang kecil, remaja, tua-tua, laki-laki, dan perempuan, dipaksa bekerja.

    Lalu, pria tersebut menemui Raja Fulan dengan berani, untuk menyampaikan amanah dari negerinya. Raja Fulan sangat geram dengan laki-laki paruh baya itu, dan akhirnya memerintahkan prajurit untuk membunuh laki paruh baya itu. Akan tetapi prajurit tidak menemukan lelaki tersebut.

    Lama kelamaan, kerajaan tersebut menjadi sebuah perkampungan, yang dihuni oleh rakyat jelata. Mereka yang selama ini terbelenggu derita dan rasa takut, kini telah mersa bebas dan dapat hidup nyaman serta tenang.