• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Setiap Tahunnya, Pulau Mensemut di Lingga Makin Terkikis Abrasi

    Kondisi tanah di Pulau Mensemut di Kabupaten Lingga Kepri yang kian terkikis abrasi (Dok. mongabay.co.id)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Pulau Mensemut, Desa Penaah, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri), sudah mengalami abrasi parah sejak tahun 2020 lalu.

    Bahkan, abrasi tersebut sudah merobohkan lima unit rumah kayu warga. Pulau ini pun, terancam tenggelam kalau tak ada antisipasi serius.

    BACA JUGA:

    Kurang Tersentuh Bantuan, Puluhan Rumah Warga Suku Laut di Lingga Tak Layak Huni

    Suku Laut Kepri, Asal Usul dan Kehidupannya Kini

    Pulau Temawan Anambas, Surga Nusantara di Kepri

    Puluhan warga Pulau Mensemut, Desa Penaah, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, dalam keadaan was-was, terlebih saat masuk musim angin utara.

    Tahun ke tahun, abrasi terus mengikis tepi pantai. Sehingga pulau yang mereka huni, kian terancam tenggelam. 
    Ternyata, pada tiap-tiap tahun di bulan Desember 2020, warga sering melihat pulaunya terkikis abrasi.

    Garis pantai pulau ini terus mendekati pemukiman warga, karena terkikis ombak dan badai yang kuat. Apalagi tahun ini, angin utara sangat kencang hingga abrasi makin menjangkau bagian darat pulau.

    Setelah abrasi terjadi, warga Mensemut sudah gotong royong membangun rumah kayu yang roboh. Ada 18 Kepala Keluarga (KK) yang menetap di Pulau Mensemut. Rata-rata mata pencaharian mereka melaut.

    Pemerintah kota setempat, sudah meminta para warga untuk pindah dan tinggal di pulau lain, untuk menghindari musibah. Namun sayang, warga menolak permintaan tersebut.

    Alasan warga tetap menetap, karena Pulau Mensemut menjadi tempat melaut cukup bagus. Dan juga jarak tidak terlalu jauh, serta di perairan di sana banyak ikan.

    Mereka berpendapat, jika pindah ke pulau lain, belum terjamin pulau baru banyak ikannya, seperti di Pulau Mensemut ini.

    Salah satu pulau relokasi yang di siapkan pemerintah, yakni di Pulau Hantu. Mereka menolak karena pulau yang berjarak dua jam dari Pulau Mensemut itu, karena tak kaya ikan hingga perlu ongkos besar untuk bisa menangkap ikan. 

    Warga ingin di Pulau Mensemut dibangun bendungan pemecah ombak, yang bisa mengatasi abrasi. Untuk jangka pendek, pemerintah membangun batu pemecah ombak dan menanam mangrove di sekitar pulau.