Saripati Santan Kelapa Jadi Make Up Pengantin di Pulau Laut Natuna
BATAM, MELAYUPEDIA.COM – Kabupaten Kepulauan Natuna di Kepulauan Riau (Kepri), masih menjaga ritual adat pengantin mati, saat menggelar pernikahan. Namun, ritual ini bukan untuk menikahkan orang yang telah meninggal dunia.
Tapi ritual pengantin mati, merupakan bagian dari adat istiadat pernikahan, pada saat kedua mempelai bersanding di pelaminan. Kedua mata pengantin wanita, dalam keadaan terpejam dan tidak sadar.
BACA JUGA:
Tali Lawe, Adat Berbalas Pantun dan Berikan Uang Tebusan dari Pengantin
Kue Ganti Susu, Hidangan Pengantin Lingga Bermakna Kebaikan
Seni Barodat, Pujian Kepada Nabi Muhammad SAW di Iringan Pengantin Kepri
Saat pengantin wanita dihias ada ritual adat yg berlaku saat itu. Pengantin wanita akan dihias, menggunakan saripati santan kelapa di wajahnya. Saripati santan kelapa ini, menjadi make up wajib ala Pulau Laut di Natuna.
Make up khusus ini akan tercermin di wajah pengantin. Untuk pengantin wanita, jika saripati santan tidak membuatnya tertidur, berarti pengantin tersebut kurang baik kelakuannya.
Begitu pula dgn pengantin pria. Jika saripati santan kelapa tidak mencerahkan dan wajahnya terlihat kusam, maka pertanda kurang dr pria.
Mak andam akan menghias wajah pengantin wanita membacakan jampi-jampi. Jampian itu menyebabkan pengantin wanita mengantuk dan terpejam.
Setelah prosesi rias pengantin selesai, Mak Andam dibantu mak inang membawa pengantin wanita ke pelaminan.
Di pelaminan, ada dua orang atau lebih yang berperan sebagai mak inang. Mereka akan mengawal pengantin wanita, yang matanya dalam keadaan tidak sadar.
Untuk tamu undangan sendiri, belum bisa melihat pengantin wanita di pelaminan, sebelum pengantin pria datang dan duduk di sampingnya.
Mak andam dan dibantu mak inang menjaga Pelaminan menjaga tetap tertutup. Setelah pengantin pria datang dan duduk di pelaminan, barulah tutup pelaminan dibuka.