• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    20 Oktober 2004, SBY-JK Dilantik Sebagai Pemimpin Indonesia

    Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla dilantik menjadi Presiden-Wapres RI (Dok. wartabuana)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Tanggal 20 Oktober 2004, tepatnya 17 tahun yang lalu, menjadi hari bersejarah dalam demokrasi Indonesia. 

    Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Muhammad Jusuf Kalla (JK), resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) RI. Mereka terpilih secara langsung oleh rakyat. 

    BACA JUGA:

    Ratusan Peserta Tak Ikut Tes SKD CPNS di Karimun

    Kesenian Berdah Kabupaten Lingga, Kini Semakin Langka

    Mengenal Sultan Mahmud Riayat Syah, Sultan 3 Negara di Masanya

    Sebelum tahun 2004, pemilu digelar hanya untuk memilih wakil rakyat di DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota, bukan kepala negara.

    Babak baru demokrasi Indonesia itu, dapat terlaksana dengan berbagai syarat. Salah satunya adalah calon Presiden dan calon Wapres RI diusulkan oleh partai politik (parpol), atau gabungan parpol.

    Yang wajib memperoleh minimal 15 persen jumlah kursi DPR atau 20 persen, perolehan suara sah nasional dalam Pemilihan legislatif.

    Hal itu berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2003, tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wapres RI.

    Pilpres pada Pemilu 2004 diselenggarakan sebanyak dua putaran, yang diikuti oleh 2 pasangan calon. Yakni SBY-JK dan Mega-Hasyim. Hasilnya, SBY-JK menang dengan meraih 69.266.350 suara atau 60,62 persen.

    Pelantikan SBY-JK yang digelar lewat Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), pada tanggal 20 Oktober 2004.

    Sidang MPR dipimpin oleh Ketua MPR kala itu, Hidayat Nur Wahid. Prosesi pelantikan digelar di Gedung DPR/MPR, mulai pukul 10.00 WIB. Di hadapan 611 anggota, dari 678 anggota MPR RI SBY-JK membacakan sumpah jabatannya.

    Sesuai ketentuan Pasal 7 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, SBY-JK memegang jabatan selama lima tahun, yakni sejak 20 Oktober 2004 sampai dengan 20 Oktober 2009.

    Pelantikan saat itu dihadiri pimpinan negara sahabat, yakni Sultan Brunei Sultan Hassanal Bolkiah; Perdana Menteri Australia, John Howard; PM Timor Leste, Mari Bin Amude; PM Malaysia, Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi; PM Singapura Lee Hsien Loong dan beberapa utusan khusus dari negara sahabat yakni Jepang, Korea Selatan, Belanda, Philipina, Thailand dan Vietnam.

    Pelantikan SBY-JK pada 2004 tidak dihadiri presiden kelima Megawati Soekarnoputri. Ketua MPR Hidayat Nur Wahid disebut, telah membujuk Presiden Megawati Soekanoputri untuk menghadiri pelantikan, namun tidak berhasil.

    Alasan absennya Mega, lantaran kecewa dengan SBY yang merupakan mantan bawahannya sebagai menteri, namun berbelot melawannya di Pilpres 2004.

    Namun pada pelantikan bersejarah itu, tampak kehadiran suami Mega Taufik Kiemas, Guruh Sukarnoputro, mantan Wapres Sudharmono, dan mantan wapres Tri Sutrisno yang turut hadir.

    Diwarnai Demo Mahasiswa

    Pelantikan SBY-JK pada 2004 menjadi lebih riuh, dengan adanya demonstrasi yang diusung sejumlah mahasiswa.

    Dalam aksinya, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menuntut isu perubahan, yang dijanjikan SBY-Kalla saat kampanye harus dilaksanakan.

    “Demonstran juga menuntut anggota kabinet SBY-Kalla harus sesuai dengan keinginan rakyat. Selain itu, SBY-kalla diminta tidak memilih menteri yang pro-Dana Moneter Internasional (IMF),” demikian kutipan dari Liputan6.com

    Tak hanya di Jakarta, demonstrasi juga digelar aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Ambon, Maluku. Aksi dilakukan dengan berjalan kaki dari Sekretariat GMNI di kawasan Batu Gantung menuju ke Bundaran Tugu Trikora Ambon.

    Pada spanduk, mereka menuntut tiga hal. Yaitu tangkap dan adili koruptor, kembalikan hak-hak pengungsi, dan wujudkan pemerintahan yang bersih dan berpihak kepada rakyat.