Mandi Safar, Tradisi Turun Temurun Sultan Lingga Riau
Batam, Melayupedia.com – Latar belakang sejarah yang kental, membuat Kepulauan Riau (Kepri) sarat akan beragam tradisi yang dilestarikan hingga kini. Seperti tradisi mandi syafar, yang jatuh di minggu terakhir di bulan Safar, yang digelar sekali dalam setahun.
Dalam pelaksanaan upacara mandi Safar, banyak aktivitas yang dilakukan, seperti kenduri lalu dilanjutkan berzikir, membaca surat Yaasin dan bersalawat.
BACA JUGA :
Tari Tandak, Berbalas Pantun Hingga Ajang Mencari Jodoh
Tradisi Berinai di Anambas, Bikin Cantik Para Wanita
6 Lagu Daerah Khas Riau yang Bermakna Ajakan Kebaikan
Kegiatan tersebut bertujuan untuk melestarikan adat budaya tradisi Melayu di Lingga. Dan juga sebagai potensi objek wisata sejarah dan budaya, di negeri Bunda Tanah Melayu.
Mandi Safar telah dilaksanakan turun temurun, yang berlangsung sejak Sultan Lingga – Riau yang terakhir, Sultan Abdurrahman Muazamsyah ( 1883 – 1911).
Tradisi ini juga diakui dan tercatat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kepercayaan masyarakat dengan mandi Safar, akan menghilangkan kesialan pada anggota tubuh. Serta memohon keselamatan atas bala dan bencana yang datang pada bulan tersebut.
Para warga Kepri percaya, jika aka nada kesialan bagi anggota badan, jika tidak dibersikan pada bulan tersebut.