Nongkrong Sembari Cicip Makanan Tradisional dan Kopi Modern di Pitoe Coffee
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Ingin mencicipi makanan tradisional, dengan seduhan kopi modern di suasana cozy, Pitoe Coffee pilihannya.
Berbeda dengan kafe kekinian yang saat ini tengah digandrungi anak muda. Pitoe Coffee digawangi oleh ibu-ibu rumah tangga, yang merupakan penikmat dan penyuka kopi.
Pengunjung kafe bisa merasakan makanan rumahan yang khas.
Beberapa aneka minuman yang ditawarkan, seperti es kopi pitoe, es kopi gulo abang, es kopi ijoe yang kaya rasa kopi susu robusta dengan sensasi pandan.
Tersedia juga kopi kukis dengan campuran marie tegal, es kopi coklat, dan teh tubruk pitoe.
Tak hanya kopi, Pitoe juga menawarkan menu spesial yang kaya rasa tradisional seperti sego liwet komplit ayam, tongkol dan cumi, serta aneka sambal.
Bagi pengunjung yang ingin merasakan menu kekinian juga ada rice bowl, mie goreng dan mie rebus pitoe.
Perwakilan Owner Pitoe Coffee, Deshari Sandy mengatakan, Pitoe Coffee tercipta dari kalangan teman nongkrong yang memang sangat menyukai kopi.
Hal ini mendasari dibukanya kafe ini. Bersama temannya Monika Siallagan, Emmy Danny, Eka Widya Astuti, Yuni Fitriani Wulandari, dan Ranindita Prasidha mencoba menghadirkan masakan rumahan yang bisa dinikmati di kafe ini.
"Awalnya karena kami senang olahraga, setelah itu ngumpul dan nongkrong untuk ngopi. Karena keseringan nongkrong jadi kami ingin coba bikin tempat ngopi sendiri, maka tercetuslah Pitoe Coffee ini," ujarnya saat dijumpai saat Grand Opening Pitoe Coffee, di Ruko Tiban Mas, No 6 Batam, Sabtu (16/10/2021).
Deshari mengatakan, usaha yang dirintis bersama sahabatnya ini bisa berjalan dengan baik.
Untuk menu makanan tradisional, disediakan dimasak sendiri oleh salah satu owner yakni Eka Widya Astuti. Sementara untuk makanan ringan, disajikan Emmy Danny.
"Kalau untuk barista kami ambil tenaga profesional, agar kopi yang dihadirkan ini memiliki cita rasa dan sesuai dengan selera pengunjung kafe," ujarnya.
Ditambahkan Ranindita Prasidha, untuk harga jual cukup terjangkau bagi semua kalangan.
Untuk minuman itu dijual mulai dengan harga Rp 20.000 saja. Bagi pengunjung kafe yang mau mencoba menu lainnya, tersedia juga minuman non-kopi seperti matcha latte, taro latte, red velvet latte dan lain-lain.
"Di sini konsepnya fusion antara traditional food dan modern coffee. Ada spesialti kopi. Ada juga es kopi susu yang resepnya kita sukai bersama," ungkapnya.
Untuk konsep kafe ini semi outdoor dan indoor. Pengunjung bisa memilih sendiri lokasi yang nyaman.
Bagi pengunjung yang ingin area lebih privat, Pitoe Coffee juga menyediakan tempat di lantai dua yang dilengkapi pendingin ruangan atau AC.
Kafe ini dikelola oleh ibu-ibu semua, dan menjadi tantangan tersendiri.
Di sela kesibukan mengurus rumah tangga, menjalankan Pitoe Coffee adalah hal yang baru.
"Kalau ngomongin soal ngopi pasti kesannya anak muda, tapi ini tantangan sendiri bagi kami menghadirkan nuansa kafe yang homie. Jadi untuk rasa tidak perlu diragukan lagi," katanya.
Aneka makanan ringan yang berbeda dari kafe lainnya juga tersedia seperti cireng, donat dan lainnya.
Semua makanan diolah dan fresh from the open, sehingga menjamin rasa bagi pengunjung kafe.
"Untuk meramaikan suasana, kami juga menyediakan live music setiap malam Minggu sebagai penambah hiburan," katanya.
Pitoe Coffee memang terbilang baru di bidang kuliner, dan baru didirikan 16 Juli 2020 lalu.
Di tengah pengetatan aturan, Pitoe Coffee hadir dan dengan semakin membaiknya kondisi Batam, juga bisa berdampak terhadap pengembangan kafe ke depannya.
"Untuk memperkenalkan dan meramaikan pembukaan kami juga menggelar Manual Brew Competition antar kafe yang diikuti kurang lebih 16 peserta. Kami berharap hadirnya Pitoe Coffee menjadi pilihan bagi penikmat kopi yang bernuansa homie," katanya.
Eka Widya Astuti menambahkan, nama Pitoe diambil dalam bahasa etnis Jawa yang berarti tujuh, sebab pemilik kafe itu semulanya ada 7 orang.
Di sisi lain, menurut Eka, angka 7 juga dimaknai sebagai angka kebaikan. Dalam filosofi jawa, Pitoe punya definisi lain yakni pitoelongan atau saling tolong menolong.
"Awalnya ada 7 orang (owner). Tapi karena yang satunya lagi ada beberapa kendala, jadi tidak bisa ikut fokus dalam mengurusi Pitoe Coffee," katanya.
Saat Grand Opening, Pitoe Coffee juga menggelar doa bersama dan dibarengi dengan santunan anak yatim.