Mengenal Adat Gantung Dalam Acara Perkawinan Masyarakat Kepri
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Dalam adat istiadat perkawinan Melayu Lingga, ada berbagai tahapan adat istiadat yang dilaksanakan.
Biasanya, sebelum memulai melaksanakan acara akad nikah dan pengantin bersanding, terlebih dahulu dilaksanakan adat istiadat gantung-gantung di rumah pengantin perempuan.
Gantung-gantung merupakan kegiatan persiapan dalam adat perkawinan dan pertanda, dimulainya acara adat tersebut.
Kegiatan ini biasa di mulai dilaksanakan satu atau dua hari, sebelum akad nikah dan pengantin bersanding.
Gantung-gantung dimulai pada pagi hari, yang dimulai dengan pembacaan doa selamat.
Setelah pembacaan doa selamat, orang-orang yang bergotong-royong membantu kegiatan gantung-gantung, memulai kerja dengan menggantung tabir atau langit-langit untuk menghias rumah pengantin.
Setelah menggantung tabir tersebut, barulah dilanjutkan dengan persiapan lainnya.
Seperti, memasang tempat pengantin bersanding, menyiapkan bahan makanan untuk hidangan para undangan dan lainnya.
Hakikat dari acara gantung-gantung adalah, sebagai tanda dimulainya acara pernikahan, dan mengharapkan kegiatan ini mendapatkan ridho dari Tuhan.
Ternyata, adat istiadat gantung-gantung telah lama dikenal masyarakat Lingga, dan pada masa lampau telah menjadi budaya para raja.
Ini terbukti, dari adat istiadat pernikahan leluhur Sultan Lingga, yakni Daing Celak dan Tengku Mandak dalam Salasilah Melayu dan Bugis, karangan Raja Ali Haji.