Tuju Lubang, Awalnya Permainan Tradisional yang Bergeser ke Perjudian
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Pernah dengar permainan Tuju Lubang ? Ya, ini adalah permainan rakyat yang ada di Sedanau Kecamatan Bunguran Barat, Kepulauan Riau (Kepri).
Permainan tuju lubang biasanya dimainkan oleh para remaja, yang bertempat tinggal di pantai ataupun yang berdekatan dengan laut.
Biasanya, Tuju Lubang dimainkan oleh sesama anak laki-laki atau sesama anak perempuan,, dengan jumlah 2 -5 orang secara perorangan.
Permainan tuju lubang dimainkan di pantai, dengan suka ria sambil memungut kulit kerang dan siput untuk dijadikan benda permainan.
Lapangan tempat bermain disebut Jembang, yakni tanah datar 3 x 1 meter dan dibuat lubang lebih kurang sebesar telur ayam, sedalam 2 ruas jari telunjuk. Dari arah tempat menikam, dibuat sebuah garis yang disebut garis batas tikam.
Nanti, dari situlah pemain menikam buah permainannya. Sebagai alat penikam dibuat dari benda yang lebih bagus dari benda permainan, seperti kulit kerang yang mengkilap dan bagus, pecahan kaca atau uang Ringgit perak.
Para pemain sama-sama meletakkan benda permainan, atau disebut tagan sejumlah yang disepakati. Kemudian dilakukan undian, masing-masing menikamkan alat penikamnya ke arah lubang. Yang paling dekat dengan lubang merupakan urutan yang terlebih dahulu melakukan permainan.
Terdapat beberapa penyebutan dalam permainan lawas ini. Bila tikaman pemain berikutnya mengenai penikam pemain lainnya, maka disebut Pantis.
Pengundian seluruhnya diulang dan bila ada beberapa orang memasukkan penikamannya ke lubang, maka urutan yang digunakan adalah urutan yang terlebih dahulu memasukkan alat penikamnya.
Seluruh tagan benda permainan digenggam sebelah tangan, lalu dicampakkan ke lubang, tagan yang masuk ke lubang menjadi milik penikam. Tagan yang di luar lubang harus ditikam yang sebelumnya ditunjuk oleh lawan main.
Nah, bila kena maka seluruh tagan adalah milik penikam. Bila tidak kena, maka gilirannya penikam pada giliran berikutnya.
Beginilah permainan ini, pemutusan menang kalah dalam permainan tuju lubang adalah berdasarkan jumlah tagan yang dimilikinya.
Bagi anak-anak nelayan ataupun petani yang jauh dari hiburan ataupun keramaian kota, masih memainkan tuju lubang dengan memakai kulit kerang hingga kini.
Namun sayang, sebagian kanak-kanak di perkotaan memainkannya dengan mempergunakan mata uang sehingga telah merupakan judi.
Tanggapan masyarakat tentang permainan ini masih positif, jika masih menggunakan kulit kerang sebagai Tagan. Namun, jika menggunakan uang sebagai tagan, sudah bsrang tentu meresahkan orang tua ya, karena sudah menjadi permainan judi. Jangan ditiru yaa...