Kisah Karamnya Kapal Rusia dan Jejak Peninggalannya di Natuna
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) banyak bukti-bukti geologi yang terekam dengan baik, mulai dari jenis batuan hingga ke struktur geologi.
Salah satunya berada di Dusun Beringin Jaya, Desa Sepempang, Kabupaten Natuna Kepri.
Di sana, terdapat sebuah batu besar yang cukup bersejarah yakni Batu Rusia. Nama Batu Rusia dikaitkan dengan tulisan USSR, dengan lambang jangkar dan bintang yang dipahat pada batuan granit.
Menurut cerita, dulunya terdampar kapal Rusia di pantai yang posisinya tidak jauh Batu Rusia.
Sepintas, tulisan itu kemungkinan merupakan keisengan para awak kapal tersebut.
Namun keberadaannya dapat dikaitkan dengan sejarah hubungan antara Rusia-Indonesia, berkenaan dengan terjadinya perang dingin antara Rusia dengan Amerika.
Batu cukup besar dengan posisi miring mendongak ke atas itu, disanggah batu lain itu dan banyak disinggahi wisatawan dan pendatang.
Batu Rusia merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang dimiliki Kabupaten Natuna.
Serta menjadi bukti bahwa orang-orang Rusia, pernah ada di wilayah itu pada tahun 1941-1952 silam.
Kisah Kapal Karam Milik Rusia
Cerita yang beredar dikalangan masyarakat Natuna, Batu Rusia bermula pada saat terjadi peristiwa pecahnya kapal milik Rusia.
Sebabnya karena kapal Rusia menabrak karang di Laut Natuna, lalu kandas di depan Pulau Senoa.
Kapal Rusia tersebut memuat 40 orang penumpang, termasuk tiga orang wanita.
Setelah terombang-ambing dan berjuang ke luar dari kapal yang tenggelam itu, mereka akhirnya selamat dan berhasil mendarat di Desa Sepempang, yang tidak jauh dari Pulau Senoa.
Sembari menunggu bantuan, mereka beristirahat di tepi pantai, tepatnya pada sebuah batu besar.
Karena bantuan tidak kunjung datang, mereka meninggalkan sebuah tulisan berlambang jangkar dengan memahat batu tersebut menggunakan belati yang mereka punya.
Mereka lalu berduyun-duyun menuju ke kota Ranai, untuk meminta bantuan tokoh masyarakat setempat.
Yakni bernama Tok Kaya Wan Muhammad Rasyid, yang pada saat itu menjabat sebagai Datuk Kaya Pulau Bunguran.
Karena kebetulan saat itu Ranai tengah panen padi, maka segala kebutuhan makanan orang-orang Rusia itu dijamin oleh Tok Kaya Wan Muhammad Rasyid.
Beberapa kata yang terukir oleh mereka di batu itu, di antaranya adalah kalimat berbahasa Indonesia 'Selamat Tinggal', serta gambar dan lambang “USSR” dalam ukuran yang cukup besar.
Terdapat juga tulisan berbahasa Rusia 'bre-che' yang bermakna cukur janggut, 'zambiar' yang berarti ular serta 'kuku-rasa' yang artinya gandum.
Tulisan-tulisan itu hingga kini masih bisa ditemukan di Batu Rusia, meski sebagian sudah terlihat kabur.
Bentuk batunya sendiri mirip seperti buritan kapal tangker yang membelakangi pantai. Sekarang di kelilingi oleh pagar besi bulat stainless antikarat.
Diapit oleh batu-batu besar lain yang berbentuk unik, cukup membuat penasaran kita untuk mendekati dan memanjatnya.
Karena di atas batu-batu itu juga ditumbuhi pepohonan liar, dengan akarnya yang berjuntaian hingga ke bawah. Sangat artistik dan unik untuk dijadikan objek foto.
Diperkirakan, usia Batu Rusia sudah ratusan juta tahun. Makanya Natuna ditetapkan sebagai Kawasan Geopark Nasional atau Taman Bumi pada tahun 2018, karena banyak memiliki situs-situs geologi.
Batu Rusia memang tidak termasuk dalam daftar geosite, tapi merupakan situs bersejarah.