5 Pantangan yang Wajib Dilakukan Pelancong Saat Berwisata ke Tanjungpinang
Batam, Melayupedia.com – Tanjungpinang sebagai Ibu Kota Kepulauan Riau (Kepri), sangat menjunjung norma agama dan adat istiadat.
Kendati di daerah tersebut banyak destinasi wisata, namun para pelancong juga harus mengikuti aturan-aturan tak tertulis, untuk menghargai tradisi warga sekitar.
Ada lima pantangan yang wajib dilakukan para pelancong, saat berwisata ke Tanjungpinang, apa saja ya ??
1. Dilarang Gunakan Pakaian Minim
Pulau Penyengat yang disakralkan oleh masyarakat di Kepri ini sangat menjunjung tinggi adat leluhur dan Islam.
Di pulau ini, para pelancong tidak boleh menggunakan pakaian minim ataupun celana pendek, yang memperlihatkan lekukan tubuh.
2. Jangan Pernah Bermesraan Saat Berwisata Rohani di Pulau Penyengat
Para pelancong yang berpasangan, harus menjaga etika saat berkunjung ke beberapa tempat wisata rohani di Pulau Penyengat ini. Terlebih Tanjungpinang menjadi tempat dimakamkannya Raja Ali Haji.
Saat mengunjungi destinasi wisata rohani ini, para pelancong jangan pernah bermesraan, terlebih di ruang publik. Karena hal tersebut akan sangat menyinggung warga setempat.
Beberapa destinasi wisata rohani yang bisa dikunjungi yaitu Masjid Raya Sultan, Makam Raja Ali Haji, Benteng Mesiu peninggalan Kerajaan Kesultanan Lintang abad ke-18 dan lainnya.
BACA JUGA :
Gonggong, Kuliner Khas Kepri dengan Kandungan Gizi yang Tinggi
Menyelam Melihat Bangkai Kapal Swedia di Pulau Damar
Gurindam 12 Pasal 1, Mengingatkan akan Pentingnya Nilai Agama
3. Dilarang Minum Alkohol di Pusat Wisata
Meski tergolong sebagai masyarakat yang multikultural, di Tanjungpinang tidak bisa dengan bebas membawa minuman beralkohol. Terutama saat sedang melakukan perjalanan ke situs-situs budaya lokal.
Baik suku Melayu atau pun Tionghoa, keduanya menerapkan aturan yang sama. Meski tempat ini sudah menjadi destinasi wisata internasional, adat ini tetap dijalankan oleh masyarakat.
4. Mitos Larangan Pemuda Lajang Pergi Sendirian ke Pantai
Tanjung Pinang yang memiliki banyak pulau indah, melarang pemudanya yang masih lajang untuk pergi ke pantai sendirian.
Hal ini merupakan aturan adat yang mitosnya akan berdampak pada nasib si pemuda yang jauh dari jodoh. Meski demikian aturan ini diberlakukan untuk meminimalisir bahaya saat di laut lepas.
Selama ini berdasarkan data pemda setempat, perairan laut Kepulauan Riau memang dikenal ganas dan tidak jarang memakan korban jiwa.
5. Jangan Tanyakan Timbangan ke Pedagang Saat Beli Ikan di Tarempa
Hal ini menjadi salah satu tradisi lokal yang masih dilestarikan sampai sekarang. Karena, pedagang hanya akan mengira-ngira bobot ikan mereka. Para pedagang akan memilih bobot ikan, berdasarkan besar tubuhnya.
Sehingga, jangan pernah menanyakan timbangan pada pedagang saat membeli ikan di Terempa Tanjungpinang Kepri.
Sejak zaman dahulu, penduduk setempat tidak pernah menggunakan timbangan untuk menjual hasil laut mereka.