• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Pengudang Bintan Mangrove yang Jadi Kawasan Konservasi Dugong

    Pengudang Bintan Mangrove di Bintan Kepri (IST)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Bintan adalah salah satu kabupaten di Kepulauan Riau (Kepri), yang banyak dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

    Kabupaten Bintan yang mempunyai kekayaan pesona bahari, kuliner, kesenian, dan lainnya ini, mampu menjadi daya tarik wisata tersendiri.

    Jika bicara soal alam di Bintan, maka yang paling khas adalah hutan bakau atau mangrove. Pengudang Bintan Mangrove misalnya, yang terkenal sebagai ekowisata di Desa Pengudang, Kabupaten Bintan.

    Menyusuri keasrian hutan bakau sejauh 4 kilometer itu, dengan speedboat terasa sangat mengasyikkan. Pesona rimbunnya pepohonan bakau sungguh menentramkan jiwa.

    Di sini, terdapat puluhan jenis bakau yang tumbuh di Pengudang Bintan Mangrove, seperti spesies Rhizophora, Bruguiera, Xylocarpus.

    Ada juga tumbuhan lainnya, seperti pandan dan palem. Dan tentunya semuanya menawarkan daya tarik tersendiri.

    Tak hanya keasrian flora, kelangsungan hidup fauna di sekeliling sungai juga tampak damai. Selama menyusuri sungai, kamu bisa mendengar burung-burung berkicau, melihat monyet-monyet bergelantungan di atas pohon, berang-berang berenang, hingga biawak yang berlari cepat.

    Selain melintasi rimbunnya hutan, pengunjung juga akan dibawa untuk melihat pemandangan lain. Mulai dari putihnya pasir di Pantai Pengudang, Padang Lamun yang terbentang luas, serta eksotisnya Batu Junjung dan Batu Arang.

    Keindahan pulau juga dapat kita nikmati, sembari melihat aktivitas nelayan yang menangkap ketam dengan alat perangkap tradisional bubu.

    Diketahui, Pengudang Bintan Mangrove menjadi sebuah ekowisata sejak tahun 2017 lalu, dan dikelola berbasis masyarakat. Serta dijadikan sebagai percontohan, tumbuhnya industri pariwisata yang mengedepankan usaha warga.

    Kawasan Konservasi Dugong dan Padang Lamun

    Di balik rimbunnya hutan bakau, tempat wisata ini juga merupakan kawasan konservasi dugong, kuda laut, penyu, dan padang lamun yang membentang sepanjang 18 kilometer.

    Tak jarang, saat melakukan tur, kita juga akan menjumpai mamalia laut maupun hewan yang dilindungi itu berenang melintasi sungai dan lautan.
    Walaupun terasa sulit menjumpai mamalia laut ini secara langsung. Kamu dapat melihat jejak mereka melalui lamun yang telah mereka makan. Jika beruntung, pengunjung bisa melihat hewan laut ini terdampar di pantai atau terjebak di jaring nelayan.

    Dugong Seagrass Center Project (DSCP), ikut menjadikan Desa Pengudang sebagai ‘pilot project’ Penelitian Lamun dan Dugong. Menurut hasil penelitian DSCP, wilayah Pengudang memiliki lebih banyak variety lamun dibanding tempat lain di Bintan.

    Nah, jika tidak dapat melihat langsung mamalia laut itu, singgahlah ke Balai Desa Pengudang. Kamu akan menemukan sebuah replika rangka dugong, yang berasal dari dugong yang telah mati terdampar. Penyusunan kembali rangka dugong ini diinisiasi oleh DSCP dengan bantuan warga setempat.

    Harga paket wisata di Desa Pengudang berbeda-beda. Ada yang mangrove tour saja. Ada juga ditambah dengan tour lainnya, seperti ke Batu Junjung.

    Kamu bisa menikmati paket wisata kuliner seperti BBQ, dan paket wisata bawah air seperti snorkeling, dimulai dari harga Rp 65.000 sampai Rp 150.000 per pack-nya.

    Sedangkan untuk Mangrove Tour Fireflies, dipatok per orang dewasa Rp 180.000 dan anak-anak Rp 100.000.