• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Mengenal Kesenian Gubang Asal Anambas yang Penuh Misteri

    Kesenian Gubang Asal Anambas Kepri (Dok. hallokepri.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Di Jemaja, Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), ternyata masih memelihara kesenian Gubang sebagai kesenian daerahnya.

    Kesenian Gubang telah dikenal masyarakat Melayu Jemaja, sejak ratusan tahun yang silam. Kesenian ini berawal dari sebuah permainan orang Bunian, yang ditiru oleh penduduk Jemaja.

    Pada awal kesenian ini ditampilkan, oleh masyarakat Jemaja digunakan sebagai sarana pengobatan dan tolak bala bagi orang Melayu di daerah ini.

    Namun dengan perkembangan zaman, kesenian ini mulai dijadikan sebuah hiburan yang sangat amat diminati oleh masyarakat Melayu di Jemaja.

    Dalam pertunjukan kesenian Gubang, pemainnya menggunakan dua jenis topeng, yakni topeng Ka dan Topeng Bangkung.

    Topeng Ka yaitu jenis topeng yang lucu di pandang, sedangkan jenis topeng Bangkung merupakan topeng lawa (cantik), dengan memakai baju koat, topi dan sepatu seperti tuan tanah Belanda.

    Kesenian Gubang hingga saat ini masih ditemui keberadaanya, meskipun sudah banyak mengalami perubahan. Terutama dalam hal gerakan maupun kostum yang digunakan oleh pemainnya.

    Belasan Lagu

    Permainan orang Bunian yang dilakukan di dalam hutan, pertama kali disaksikan oleh 9 orang penduduk Desa Mampok, desa yang masuk dalam wilayah pulau Jemaja.

    Konon, mereka melihat orang Bunian menari dan menggerakkan anggota tubuh dengan gembira, dan kemudian yang sakit menjadi sembuh. Sungguh mistis, ya!

    Terdapat 18 lagu yang dimainkan dalam Tarian Gubang ini. Di mana, lagu-lagu Gubang berbentuk pantun yang dilakukan dengan berbalas dengan penyanyinya. 

    Lagu tersebut yakni Alang panjang (halangan panjang), Alang pendek (halangan pendek), lagu Abang, Dalung, Ganjo (kembang tak jadi), Timamg burung, Abang Tambelan, dan lagu Orang Padang.

    Lalu, dilanjutkan dengan lagu Gintong, Cik Minat, Anak burung, Linau, Ngabang, Yak yon, Anak malang, Diding, dan lagu Limbuk.

    Nah, lagu lanang menjadi lagu penutup yang dinyanyikan oleh salah satu pemain musik. Pada lagu terakhir ini, tidak ada lagi penari Topeng Lawa maupun Topeng Ka yang menari.

    Pada lagu lanang ini, Topeng Lawa dan Topeng Ka membuka tutup mukanya untuk memperkenalkan dirinya.