Makam Panjang di Pulau Pengujan, Peristirahatan Terakhir Ulama Penyebar Islam
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Pulau Pengujan, salah satu pulau kecil di Kabupaten Bintan Kepulauan Riau (Kepri), memiliki potensi kesejarahan dan cerita tersendiri.
Di pulau ini, Raja Ali Haji, pujangga besar Melayu abad ke-19 banyak menghabiskan waktunya. Menulis, mengajar mengaji, bercocok tanam dan beternak.
BACA JUGA:
Mengenal Tradisi Merohon di Makam Marhum Bukit Batu
Gudang Mesiu, Sisa Peninggalan Peperangan Kerajaan Riau-Lingga
Benteng Kuala Daik, Pertahanan 3 Lapis Kerajaan Riau-Lingga
Nama Pulau Pengujan, juga tak lepas dari cerita turun temurun. Konon, Pengujan artinya pengujian. Setiap orang yang datang ke Pengujan, akan diuji ilmunya. Pengujan dianggap pulau keramat dan di sana banyak tinggal orang berilmu.
Namun, versi lain juga menyebutkan, Pengujan artinya daerah yang suka datang hujan. Begitu orang baru datang ke Pengujan, langit di atas udara Pengujan berubah jadi mendung, seakan hujan akan datang.
Pulau Pengujan cukup dikenal, karena di sana terdapat sebuah Makam Panjang. Makam dengan panjang 8,5 meter itu, tampak dikelilingi tembok yang tertulis nama T Mashad. Makam ini terletak di bibir pantai.
Letaknya di tepi pantai yang berjarak sekitar 2 km, dari pusat pemukiman warga. Jalan menuju ke sana masuk dari pemukiman penduduk, menuju ke kantor Desa Pengujan. Dari sana dapat dilanjutkan pakai sepeda motor atau jalan kaki.
Di ujung jalan yang ada paving blok, jalan menuju makam kondisinya semak-semak. Berpasir dan becek kalau musim hujan.
Tak ada penunjuk plang makam, sehingga cukup menyulitkan mencari lokasi bagi orang yang pertama kali datang ke sana. Di daerah itu banyak kolong atau kolam bekas galian penambangan pasir tempo dulu.
Makam Tuanku Mashad juga menghadap ke arah kota Tanjungpinang. Di kawasan makam itu, banyak makam lain tapi kondisinya masih baru. Karena ternyata, daerah ini juga menjadi tempat pekuburan umum warga Pengujan.
Penyebar Syiar Islam
Makam Panjang di Bintan Kepri (Dok. jantungmelayu.com)
Menurut cerita dari masyarakat setempat, makam tersebut adalah sepeninggalan dari Kesultanan Riau Lingga dan ada hubunganya dengan Penyengat.
Namun, ada juga versi lain yang menyebutkan, jika T Mashad itu bernama Tuanku Mashad. Ia adalah ulama yang menyebarkan Islam di Bintan dan sebelumnya tinggal di Penyengat.
Terlepas dari berbagai versi tentang keberadaan makam, namun makam tersebut sejak lama dianggap warga keramat.
Setiap 1 Muharam, warga Penghujan selalu mengganti bendera di makam. Ada tiga tiang untuk pemasangan bendera.
Namun, warga Penghujan berkeyakinan memasang bendera itu hanya untuk menghormati tokoh yang disemayamkan di dalam makam itu.
Menurut catatan sejarah, pada masa Raja Ali Haji sering ke Pengujan, Makam Panjang itu sudah ada. Dalam surat-surat Raja Ali Haji ke Von de Wall dituliskan, di Pengujan ada kuburan keramat.
Makam itu ramai dikunjungi peziarah pada hari besar Islam. Bukan hanya orang Pengujan, masyakat dari daerah lain banyak berdatangan, untuk berziarah ke sana. Sampai sekarang tradisi berziarah ke makam ini tetap berlangsung.