Mengenal Tradisi Merohon di Makam Marhum Bukit Batu
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Kompleks makam Marhum Bukit Batu, merupakan makam keluarga Kerajaan Bentan.
Di makam ini, terdapat sebuah tradisi ziarah yang disebut Merohom, yakni tradisi yang selalu dilakukan setiap tahun, di tanggal 27 Rajab.
Dalam mengikuti tradisi Merohom, masyarakat juga membawa serta nasi kuning, telur dan bunga warna warni.
Meski tradisi ini tidak diketahui asal muasal dan kapan dimulainya, nyatanya hingga kini masyarakat masih melaksanakan tradisi yang sudah dilakukan secara turun-temurun tersebut.
Bahkan, banyak peserta ziarah yang juga berasal dari Tanjungpinang dan Batam, demi mengikuti tradisi yang sudah menjadi wisata religi tahunan ini.
Sejak 1566 Masehi
Wan Pok dan Wan Telani adalah dua orang perempuan, yang berasal dari Bukit Siguntang Mahameru.
Mereka sampai ke Bintan mengikuti suami (Nila Pahlawan dan Krisna Pendeta).
Mereka merupakan sahabat Sang Sapurba dan Demang Lebar Daun, yang merupakan penguasa Sriwijaya.
Mereka sendiri konon sudah hijrah ke Bintan pada Abad ke XII.
Sedangkan Tok Telani, adalah putra Demang Lebar Daun. Dia memangku jabatan, setelah Bintan membuka negeri baru di Tumasik (Singapura).
Sedangkan Wan Beni, adalah puteri Bintan yang menikah dengan Sang Nila Utama putera Sang Sapurba.
Sang Cahaya Tiga Benua
Yang berarti cahaya tiga benua yaitu Palembang, Bintan, dan Tumasik.
Tok Hile adalah kerabat dekat Budayana (permaisuri), yang membantu dalam menjalankan pemerintahan.
Di salah satu makam terdapat angka tahu 974 Hijriah (1566 M). Masing-masing makam pada Makam Marhum Bukitbatu, yang terdiri dari dua buah nisan yang terbuat dari bahan batu.
Dari keenam makam ini, hanya satu buah makam dengan nisan berbentuk silinder, yang lainnya memiliki nisan dengan bentuk pipih.
Sementara, bagian jirat dari makam-makam yang ada di dalam Makam Marhum bukit batu telah diberi keramik.
Komples makam ini telah diberi pagar tembok, dengan dua buah pintu, di sisi timur dan selatan.
Tembok berbentuk bujur sangkar ukuran 12 metet x 12 meter. Tinggi dinding tembok 1,5 m.
Makam ini sendiri dilindungi cungkup, pada bagian tengah makan terbuka tanpa cungkup.
Cungkup mengelilingi makam seperti huruf U selebar 2,6 meter dengan atap terbuat dari asbes.
Pada bagian depan makam terdapat selter segi empat, dengan ukuran 7 m x 7 m. Nah.
Selter inilah yang dipergunakan sebagai tempat upacara keselamatan pada setiap tanggal 27 Rajab.