• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Legenda Pulau di Karimun, Saksi Bisu Hubungan Gelap Permaisuri dan Panglima

    Pulau Batu Limau di Karimun Kepri (Dok. wisatago.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Pantai Batu Limau merupakan salah satu pantai yang terletak di Pulau Ungar desa Batu Limau, Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun Kepulauan Riau (Kepri).

    Yang membuat pantai ini unik, yakni banyak bebatuan besar yang menggambarkan kehidupan manusia.

    Pantai Batu Limau menjadi lokasi yang tepat, untuk menikmati keindahan terbitnya matahari di balik bebatuan besar yang berada di sekitar pantai.

    Di pantai ini, wisatawan akan menemukan banyak bebatuan dengan berbagai bentuk. Di antaranya, bentuk bebatuan unik. Yakni batu berbentuk bilik kamar, batu pengantin, panci, batu berbentuk sendok, lesung, kapal, serta batu berbentuk limau.

    Selain itu, juga ada bentuk yang bikin geleng-geleng kepala, yakni batu berbentuk alat kelamin pria dan wanita.

    Di sepanjang pantai juga, banyak pohon bakau yang rindang yang dapat dijadikan sebagai tempat berteduh.

    Angin pantai  serta suara deburan ombak, dapat menambah suasana riuhnya pantai batu limau sehingga menciptakan suasana liburan yang memukau.

    Sebagian masyarakat Batu limau memanfaatkan batu-batu ini untuk membuat rumah, pondasi dan sebagainya. Karena batu ini, mengandung partikel yang begitu kuat dan tahan lama.

    Permaisuri dan Panglima

    Bebatuan di Pulau Batu Limau Karimun Kepri (Dok wisatago.com)

    Pantai Batu Limau memiliki sejarah yang melegenda. Namun, terdapat beragam versi sejarah yang diceritakan oleh nenek moyang, yang belum diketahui secara pasti kebenarannya. 

    Salah satunya ialah, pada zaman kerajaan Riau-Lingga, tempa ini sempat dijadikan tempat berhubungan suami istri oleh permaisuri dengan panglimanya.

    Perbuatan permaisuri tersebut diketahui oleh raja, dan membuat raja murka. Pada akhirnya, raja pun mengutuk mereka, sehingga muncullah berbagai bebatuan dengan beragam bentuk seperti sekarang ini.

    Ada pula cerita turun temurun yang menyebutkan, jika bebatuan ini diukir oleh para nenek moyang pada zaman purba.

    Karena pada waktu mereka belum bisa baca tulis, sehingga mencatat sejarah dengan mengukirnya di atas batu.