Bukit Daeng, Jalur Perlintasan yang Dipercaya Banyak Makhluk Halus
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Sering diberi julukan Jalur Tengkorak, sebegitu menyeramkannya kah bukit ini?
Ya, itulah Bukit Daeng yang ada di Jalan Tembesi Batam.
Bukit Daeng disebut-sebut kawasan angker, karena banyaknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Bahkan, sampai memakan korban jiwa.
Seperti apa kisah mistis kawasan ini?
Pada tahun 1987 silam, jalan dari Muka Kuning sampai ke Simpang Base Camp sepanjang 8 kilometer mulai dikerjakan, dan selesai pada tahun 1988.
Menjadi jalan protokol yang menghubungkan antara Mukakuning dan Batuaji.
Bukit Daeng ini dahulu adalah bukit berbatu, yang ditumbuhi banyak pohon-pohon rindang.
Jadi saat pengerjaan pembukaan jalan Bukit Daeng, semua batu dari bukit di dorong ke DAM Muka Kuning.
DAM ini sendiri, dulunya dipisahkan oleh aliran sungai, sehingga terdapat dua bagian DAM
Nah, di kawasan Muka Kuning sendiri, dulunya adalah lokasi tempat kuburan massal.
Di mana, yang dikubur di sini adalah pendatang dari luar negeri, yang kemudian meninggal dunia.
Mengingat, dahulu Batam adalah daerah transit, jadi banyak pendatang yang kemudian singgah bahkan menetap.
Asal Usul Nama Bukit Daeng
Konon, dahulu di kaki bukit Daeng tinggallah orang pintar berdarah Bugis, yang sangat terkenal di masyarakat.
Nama orang pintar itu adalah Daeng. Setelah jalan dari Muka Kuning mulai dibuka, dan banyak kejadian mistis yag dialami warga, mulai banyak orang yang berobat ke Daeng.
Inilah awalnya, nama bukit itu dikenal orang Bukit Daeng.
Kini, Bukit Daeng dikenal sebagai tempat yang mistis dengan kondisi bukit yang batu keras.
Melihat dari pembangunan kawasan ini, batu dari Bukit Daeng, dibuat untuk menimbun jalan yang ada sekarang.
Wajar jika kesan mistis sangat terasa ketika melewati kawasan ini, dan disebut-sebut sebagai 'jalur tengkorak'.
Sebagaimana jalan protokol lain, satu arahnya memiliki dua lajur dengan ukuran badan jalan yang lebar.
Bukit ini memiliki kontur tanjakan dengan tingkat kemiringan 70 dejarat dari arah Mukakuning.
Sedangkan turunannya, sedikit lebih landai dengan kemiringan hanya 45 derajat.
Turunan yang terkesan santai ini cukup panjang tetapi banyak pengendara, yang kerap memanfaatkan laju kendaraannya pada posisi maksimum.
Banyak sekali lakalantas yang terjadi dikawasan ini, bahkan pada tahun 2019, terdapat puluhan korban jiwa meninggal dunia akiba lakalantas.
Konon, banyak beredar cerita jika kecelakaan terjadi lantaran pengendara melihat makhluk tak kasat mata, yang mengganggu konsentrasi pengendara, hingga menyebabkan olengnya laju kendaraan.