• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Rempang Galang, Peraduan Nasib Ratusan Ribu Tentara Jepang di Kepri

    Prasasti Jepang di Batam Kepri (IST)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Rempang Galang, sempat menjadi tempat penampungan 112,708 tentara Jepang tawanan sekutu, yang berada di Singapura, Malaysia dan Indonesia pada tahun-tahun kemerdekaan. 

    Seperti yang tertulis dalam sejarah, akhir Perang Dunia II, ditandai dengan menyerahnya Kekaisaran Jepang kepada tentara sekutu di tahun 1945.

    BACA JUGA:

    Kampung Segeram dan 7 Makam Tak Bernama yang Ditinggalkan

    Benteng Bukit Kursi, Pertahanan Kerajaan Melayu Riau dari Kolonial Belanda

    Kerajaan Melayu Kota Kara, Berjaya Sebelum Berdirinya Kerajaan Siak Indrapura

    Setelah bom atom 'Little Boy' dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945, diikuti dengan bom atom 'Fat Man' di atas Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Begitu juga tentara Jepang di Asia Timur Raya.

    Seperti yang tertulis dalam monumen di Kampung Pasir Merah, Kelurahan Sembulan Batam Kepri.

    Monumen yang terbuat dari batu tersebut, terdapat dua plakat, yang berisi 12 lembar pas foto wajah.

    Dan 128 nama tentara Jepang yang meninggal di Rempang-Galang, antara tahun 1945-1946, ditulis dengan bahasa Jepang.

    Monumen sederhana itu hanya berbentuk satu batu persegi empat, yang ditimpa dengan satu bongkahan batu besar di atasnya.

    Dan dipagari dengan sepuluh beton dan rantai besi seluas 2×3 meter. Posisinya tepat di sudut luar rumah tokoh masyarakat Sembulang, Amin Bujur.

    Monumen itu lebih dikenal dengan sebutan Tugu Jepang, oleh masyarakat setempat.

    Misesebo

    Sementara, orang Jepang sendiri menyebutnya dengan Misesebo.

    Dengan ukurannya yang mini, Misesebo tidak begitu mencolok di daerah pesisir itu, meskipun berada di pinggir jalan. Kalah dengan rimbunnya pohon mangga yang tumbuh di sekitar lokasi.

    Antara tahun 1970 – 1990an, sebagian mantan tentara yang masih hidup, pernah ditampung di sini.

    Dokumen dan foto-foto orang Jepang sudah tampak usang, terpajang di dinding ruang tamu rumah Amin Bujur, dan sebagian lainnya disimpan dalam kotak kardus.

    Mereka juga sering mengunjungi Pantai Nisi Sakai (bersebelahan dengan Pantai Seranggon) sekadar berlibur bersama keluarganya, dan ke Sungai Kalat.

    Kata mereka, Sungai Kalat merupakan benteng pertahanan dahulu kala.

    Anehnya, sampai detik ini tidak ditemukan kuburan 128 tentara Jepang di sekitar Rempang-Galang.

    Inilah yang masih menjadi misteri, karena hingga kini tak ada satu pun kuburannya.