3 Menu Sarapan Khas Riau Ini, Dijamin Bikin Jatuh Cinta
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Mencicipi ragam kuliner di Indonesia, pastinya gak akan puas-puas.
Selain rasanya yang nikmat dan harga terjangkau, kuliner di Indonesia diracik dengan rempah-rempah Nusantara yang sangat khas.
BACA JUGA:
Teh Obeng Melayu, Minumnya Pakai Obeng ?
Manisnya Deram-Deram, Cemilan Favorit Raja-Raja Kesultanan Melayu
Gurihnya Nyemil Luti Gendang Sambil Seruput Kopi Hangat
Di Provinsi Riau pun, ada banyak kuliner daerah yang pasti akan membuatmu ingin lagi menyicipinya.
Salah satunya, ada menu yang pas untuk sarapan pagi yang dijamin bikin kamu jatuh cinta dengan makanam ini.
1. Nasi Lemek
Nasi Lemek (Dok. Makananoleholeh.com)
Nasi lemek bisa juga ditemukan di beberapa wilayah, seperti Malaysia, Brunai Darussalam serta Singapura
Nasi Lemek banyak disajikan sebagai menu sarapan masyarakat melayu.
Nasi Lemek merupakan kuliner dengan menggunakan bahan utama, berupa nasi yang diolah bersama campuran santan kelapa.
Serta daun pandan untuk memberikan rasa yang gurih dan aroma yang harum.
Nasi Lemek ini kerap disajikan bersama dengan campuran lauk pauk, seperti telur, sambal, ikan teri goreng, cabai serta irisan mentimun.
Dengan adanya lauk pendamping maka banyak juga nasi lemek yang disajikan bersamaan dengan tempe, kacang panjang, tahu, sate, kacang tanah, cumi-cumi, daging, ikan, kerang, pertanian serta limpa
2. Mi Sagu RiauMi Sagu Riau (Dok. Makananoleholeh.com)
Mendengar nama sagu, pasti langsung terlintas adalah nama Papua, yang identik menggunakan sagu sebagai bahan dasarnya.
Nah ternyata makanan dengan bahan baku sagu ini, bukan hanya ada di papua saja, tapi juga ada di Riau.
Kamu bisa menjumpai Mie Sagu ini di daerah Selat Panjang, yang merupakan sebuah daerah penghasil sagu terbesar di Indonesia.
Mi sagu adalah makanan yang siap disantap oleh siapa saja, terlebih bagi mereka yang sedang menjalankan program diet atau yang sedang menderita diabetes.
3. Cincalok
Cincalok (Dok. Makananoleholeh.com)
Makanan dengan menggunakan bahan dasar berupa udang kecil ini, bukan hanya terkenal di Pekanbaru saja.
Tapi juga terkenal hingga ke Kalimantan Barat. Udang kecil yang digunakan, adalah hasil fermentasi menggunakan mikroba sebagai bakteri bantuannya.
Jenis udang yang dipakai, udang dari genus Acutes. Yang dicampur dengan garam, dan didiamkan di wadah tembikar.
Lalu, ditutup menggunakan kain atau apa aja yang bisa menutupi tembikar lalu tutup sampai 20 -30 hari.
Setelah diawetkan, cincalok akan dicampurkan ke dalam sambal atau ikan asin supaya rasanya semakin nikmat.