• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Kampung Segeram dan 7 Makam Tak Bernama yang Ditinggalkan

    Komplek makam bersejarah yang terkikis zaman (Dok. tempo.co)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Sejarah dan budaya Melayu, juga terdapat di Kampung Segeram, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).

    Namun, sejarah di daerah ini semakin bias dan terkikis peradabannya sendiri.

    BACA JUGA:

    Kain Telepuk Khas Lingga, Dahulu dan Kini

    Benteng Bukit Kursi, Pertahanan Kerajaan Melayu Riau dari Kolonial Belanda

    Kerajaan Melayu Kota Kara, Berjaya Sebelum Berdirinya Kerajaan Siak Indrapura

    Keterbatasan akses jalan darat, listrik, telekomunikasi, dan pendidikan, membuat Segeram banyak ditinggalkan penghuninya.

    Dan kini hanya tersisa 32 Kepala Keluarga (KK) saja, yang masih bertahan.

    Segeram merupakan kampung tertua dalam sejarah Natuna. Di sini, ada 7 lokasi makam bersejarah.

    Yang mana, bernisankan batu karang putih berpori-pori, diukir sedalam 5 cm dan membentuk pola tertentu.

    Diketahui, ketujuh lokasi makam ini tersebar tak terlalu berjauhan. Masing-masing lokasi, terdiri dari dua kuburan yang berdampingan.

    Sayangnya, sama sekali tidak ada tanda nama, maupun tulisan yang terdapat di batu nisan makam. Sehingga tidak diketahui sejarah adanya makam tersebut.

    Pecahan Keramik pun Tak Dianggap

    Menurut penuturan warga setempat, budaya dan adat-istiadat Melayu di Segeram telah luntur sejak awal tahun 2000.

    Tradisi yang masih bertahan dan tersisa, hanya tradisi lokal di bidang keagamaan, seperti Maulid Nabi dan tahun baru Islam.

    Bahkan, tarian Melayu dan Baju adat pun kini sudah hilang jejak, digantikan dengan tarian dan baju yang lebih modern.

    Selain budaya dan adat yang luntur, pecahan keramik zaman lampau yang bisa ditemui di jalanan kampung, seperti piring dan sendok, terlihat tak terurus.

    Tak ada warga yang mau memungut peninggalan bersejarah tersebut, karena tak tahu sejarahnya, apalagi cara merawat dan mengelolanya.

    Terkait asal muasal Natuna, masyarakat meyakini sebuah cerita rakyat berjudul Putri Melayu Jati.

    Namun, cerita ini pun tak bisa diyakini kebenarannya. Karena budaya tutur terus menurun, seiring penurunan jumlah penduduk di Segeram.