• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Sunat Mudim Khas Lingga, Pakai Bilah Bambu dan Ramuan Alami

    Tradisi Sunat Mudim di Lingga Kepri (Dok. Kumparan.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Dalam Agama Islam, khitan atau sunat wajib hukumnya bagi laki-laki, terutama dilakukan saat masih berusia anak-anak.

    Nah, khitan ini ternyata tak hanya sebagai kewajiban, namun prosesi khitan ini sendiri sudah menjadi adat-istiadat dalam masyarakat. Tak terkecuali di Kecamatan Lingga, Kepulauan Riau (Kepri), yang biasa disebut Sunat Mudim.

    BACA JUGA :

    Kisah 'Malin Kundang' di Batam yang Bernama Batu Malang Orang

    Seni Barodat, Pujian Kepada Nabi Muhammad SAW di Iringan Pengantin Kepri

    Ritual Melenggang Perut Anambas, Perbaiki  Posisi Bayi Dalam Rahim Ibu

    Jika saat ini sudah ada teknologi sunat laser. Maka dahulu biasanya masih menggunakan peralatan tradisional.

    Yakni menggunakan penjepit kayu, silet, bilah bambu, tali kain dan ramuan alami lokal. Dan yang berkompeten untuk melaksanakan adat Sunat adalah dukun sunat tradisional.

    Sejak dahulu, masyarakat Melayu di daerah ini, dalam berkhitan tidak bisa sembarangan, alias ada runutan-runutan dalam pelaksanaan Sunat Mudim.

    Lingkaran Angka Delapan

    Anak-anak saat disunat (Dok. Kompasiana.com)

    Secara garis besar runutan Sunat Mudim ada tiga, yaitu persiapan, pelaksanaan dan tahapan selesai pelaksanaan atau penyembuhan.

    Awalnya, dalam runutan persiapan, orangtua yang anaknya akan di Sunat Mudim, terlebih dahulu memilih hari dan bulan baik.

    Yakni, berdasarkan hukum Islam, atau berdasarkan keyakinan masyarakat Melayu di daerah tersebut.

    Selanjutnya, masih dalam runutan persiapan adat, maka orangtua akan berbelanja, menjemput sanak saudara, dan menempa tikar sunat.

    Setelahnya, persiapan memasak makanan, dan pembacaan doa bagi anak yang akan dikhitan yang dipimpin imam masjid atau surau.

    Dalam prosesi pelaksanaan, anak laki-laki yang akan dikhitan diharuskan berendam terlebih dahulu. Setelah selesai, barulah sunat dimulai.

    Dan terakhir, dalam proses penyembuhan, ada umbut batang pisang yang digunakan sebagai pendingin.

    Dan ada lingkaran seperti angka delapan, yang dipasang pada kaki, ketika selesai melakukan sunat, yang memberikan kenyamanan bagi yang bersunat.

    Sayangnya, dewasa ini adat Sunat Mudim sudah sangat jarang ditemui, kalah oleh teknologi sunat masa kini yang semakin modern.