Kelurahan Pancur Lingga, Wajah Hongkong di Kepri
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Meski berada di tepi laut, nuansa pemukiman tepi laut di Pancur, Kabupaten Lingga Kepulauan Riau (Kepri), seperti di tepi danau.
Ketika memandang jauh ke depan, tidak ada garis horison batas antara bumi langit, yang terlihat gugusan bukit bergelombang dengan awan putih berarak di atasnya.
Gunung Daik dengan puncak bercabang dua terlihat gagah dari sini.
Mayoritas penduduk Pancur keturunan Tionghoa dari kelompok Hakka. Hakka adalah salah satu kelompok Tionghoa Han, yang terbesar di Republik Rakyat Tiongkok.
Hakka merupakan kelompok Han terakhir yang bermigrasi ke selatan dari Tiongkok Utara, secara bertahap.
Yakni sejak abad ke-4 Masehi, dikarenakan bencana alam, perang dan konflik.
Kepiawaian penduduk Pancur berdagang, membuat Pancur menjadi salah kota perniagaan di Lingga.
Toko-toko kelontong berjejar di bantaran sungai, dengan rabat lebar memudahkan pedagang dan pembeli berbaur untuk melakukan transaksi.
Jadi tidak mengherankan, jika menjelang malam kota ini cukup ramai disambangi penduduk sekitar pesisir dan pulau sekitar Lingga.
Kota Terapung yang Apik
Rumah panggung memenuhi bantaran sungai, sambung-menyambung menjadi satu membentuk kota terapung, berjajar rapih dengan rabat besar yang tersambung membentuk jalan nyaman di pinggir sungai.
Selain Daik dan Dabo, di Kabupaten Lingga, denyut perekonomian juga terasa di Pancur.
Yakni kecamatan di utara kabupaten terkenal dengan lanskap Gunung Daik itu.
Sektor perdagangan dan perikanan menjadi urat nadi kehidupan kecamatan itu, dan Pulau Lingga secara umum.
Selain pasar dan akses transportasi, denyut perekonomian juga ada di sini, yakni adanya Bank Riau Kepri di Desa Pancur.
Selain konsentrasi perekonomian kecamatan, Pancur juga menjadi pusat kebudayaan, khususnya budaya Tionghoa.
Tak aneh, lanskap di kawasan, termasuk bentuk rumah dan jembatan mirip, dengan facade rumah pelantar di Tiongkok daratan.
Bisa dikatakan, Pancur merupakan pecinan di Pulau Lingga.
Tak heran, dari mulut ke mulut, terdengar sebutan Pancur “Hongkong” nya Lingga.
Klenteng besar, termasuk tertua di Lingga juga menjadi penanda di kawasan itu.
Seperti pecinan lainnya di Kepri, pecinan Pancur juga lekat dengan suku tertentu. Yakni, Teochew sebagai suku Tionghoa dominan di lokasi.