• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Situs Gedung Bilik 44, Impian Sultan yang Pupus Karena Penjajah

    Situs Gedung Bilik 44 (Dok : ruangriau.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Salah satu peninggalan sejarah yang dimiliki Kepulauan Riau (Kepri), yakni Situs Gedung Bilik 44.

    Ini merupakan salah satu situs gedung bersejarah, yang terdapat di Kabupaten Lingga.

    Apa itu Bilik 44?

    Ternyata, situs bersejarah ini memiliki bentuk pondasi, yang belum selesai dibangun menjadi gedung.

    Situs Istana Bilik 44 berada pada 142 meter, di sebelah utara situs bekas Istana Damnah.

    Lingkungannya merupakan tanah perladangan, yang belum digarap. Sisa-sisa bangunan yang sekarang masih ditemukan berupa fondasi dari yang membentuk bilik-bilik.

    Dengan lebar 50 cm dan ketinggian 75 cm, dari permukaan tanah sekarang.

    Bata yang dipakai sebagai fondasi tersebut rata-rata berukuran panjang 22 cm, lebar 11 cm, dan tebal 7 cm.

    Secara keseluruhan denah bangunan berukuran panjang 53,30 meter dan lebar 36 meter.

    Meskipun dinamakan Bilik 44, namun dalam kenyataanya bilik-bilik yang ada dengan didasarkan dari sisa-sisa fondasinya yang masih ada hanya 32 bilik.

    Konon, pembangunan Bilik 44 ini memang belum selesai, baru dalam tahap pembuatan fondasi, seperti yang terlihat sekarang.

    Kemungkinan pembangunan Bilik 44 ini dilakukan pada 1859-1900.

    Tidak diketahui dengan pasti faktor-faktor penyebabnya, sehingga mengakibatkan pembangunan Bilik 44 tidak selesai.

    Sultan yang Dipecat Kompeni

    Situs gedung Bilik 44 yang terdapat di Lingga ini, memiliki pesona wisata yang tidak dimiliki wilayah lain di seluruh Indonesia.

    Karena situs bersejarah ini, terletak di lereng gunung yang asri. Situs bersejarah dengan pondasi yang luas ini memiliki pemandangan hijau dan asri, yang tidak akan ditemukan di wilayah perkotaan seperti Jakarta.

    Gedung Bilik 44 yang terletak di lereng Gunung Daik masih berbentuk pondasi ini, telah direncanakan pembangunannya sejak zaman Sultan Muhammad.

    Dan baru direalisasikan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Muzaffar Syah.

    Namun pada masa pembangunannya gedung ini, tidak selesai dan meninggalkan situs berbentuk pondasi.

    Pada masa itu aktivitas kerajinan masyarakat Lingga, telah berkembang pesat.

    Dengan semakin berkembangnya kerajinan dari masyarakat Lingga, Sultan berinisiatif untuk membangun sebuah tempat tinggal yang nyaman dan luas.

    Terutama untuk keluarga Sultan dan para pengrajin, yang ada di wilayah Kerajaan Lingga.

    Namun, belum sempat gedung bilik 44 ini berdiri, Sultan Muhammad Muzafar Syah telah dipecat oleh Belanda.

    Hal itu menghancurkan cita-cita dari Sultan Muhammad untuk memiliki kerajaan yang luas.

    Yang pada saat itu sempat diwujudkan oleh Sultan Muhammad Muzafar Syah, yang masih berbentuk pondasi gedung.

    Dari jumlah pondasi yang ada di Gedung Bilik 44 ini, dapat kamu bayangkan betapa besarnya keinginan Sultan untuk membangun pusat negeri yang luas dan besar.

    Dan mungkin jika gedung ini, sempat diselesaikan akan menjadikan Lingga. Yakni sebagai wilayah bersejarah, yang sempat menjadi pusat birokrasi pada zamannya.