Serampang, Alat Tangkap Ikan Tradisional Khas Bintan
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Kehidupan masyarakat Kabupaten Bintan khususnya yang tinggal di daerah pesisir, didominasi bergantung pada perikanan di lautan.
Mereka pun hanya menangkap ikan menggunakan alat tradisional. Kehidupan mencari ikan di laut, tidaklah semudah yang dibayangkan oleh masyarakat umum.
Kadangkala laut ramah terhadap mereka, dan adakalanya tidak bersahabat dan bisa mengancam jiwa.
Meski sudah hidup di zaman modern, sebagian masyarakat di Bintan masih menggunakan alat tombak untuk menangkap ikan.
Alat tombak atau serampang ini, merupakan alat tradisional yang sangat aman bagi lingkungan sekitar serta tidak merusak habitat ikan tersebut.
Pegangan serampang terbuat dari bambu, sedangkan matanya dari besi.
Bambu untuk membuat serampang ini terdapat di pulau sekitar tempat pemukiman, mereka ataupun pulau-pulau di sekitar tempat mereka menangkap ikan.
Untuk sebuah serampang, diperlukan bambu/kayu panjang berdiameter kecil, dengan diameter 5 hingga 7 cm dan panjang 3 meter.
Ukuran ini kadang-kadang tergantung keinginan pemakai, yakni besar dan kecil tubuh seseorang.
Sedangkan untuk matanya, diperlukan besi. Besi ini dibentuk bercabang 2 atau 3 dengan ujung yang runcing dan agak berkait sepersis seperti bentuk senjata trisula.
Membuat mata pancing ini, tidak semua orang punya keterampilan dalam membuatnya.
Namun memerlukan keterampilan dan kepandaian, serta ketelitian dalam membuatnya.
Bagi yang tidak bisa membuatnya dapat membeli atau memesan ujung mata tombak tersebut. Mata tombak ini ada yang dua dan ada yang tiga.
Faktanya, semakin banyak mata serampang yang dipakai, semakin besar kemungkinan untuk memperoleh ikan/sotong lebih banyak.
Setelah mata tombak selesai dibentuk, barulah mereka pasangkan ke bambu yang telah mereka sediakan dan dilengkapi dengan tali.
Serampang (Dok. Patibronjong.blogspot.com)
Dalam penggunaannya harus melihat situasi keberadaan ikan yang umumnya, lebih mudah diketahui pada malam hari dengan menggunakan alat penerang.
Memang, tangkapan ikan yang diperoleh tentu tidak akan sama banyaknya dengan menggunakan alat yang lebih modern.
Namun para warga Bintan sudah handal menggunakan alat ini dan tahu tanda-tanda keberadaan ikan, dengan mengamati arah angin atau arah air.
Serta keberadaan cuaca yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan ikan, maka tangkapan yang diperoleh hasil yang banyak juga.
Para warga sering berjalan kaki menyusuri tepi laut yang dangkal. Ada juga yang membawa sampan atau perahu dengan jalan lambat, untuk menyusuri lautan.
Umumnya, di daerah pinggir yang gampang mendeteksi keberadaan ikan, maka harus cepat-cepat ditancapkan ke ikan agar tidak segera berenang menjauh.