Legenda Batu Senuyung Natuna, antara Ibu dan Burung Tiung
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Bercerita dan mendengarkan tentang cerita rakyat atau legenda zaman dahulu kala memang mengasyikkan. Seperti salah satunya tentang legenda Batu Senuyung yang berada di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).
Lagenda ini mengisahkan seorang ibu dengan anaknya yang sedang menangkap ikan. Ketika sang ibu hendak menangkap ikan, anaknya diletakkan di atas batu.
Pada saat itu batu tersebut sangatlah rendah. Saat sang ibu sedang like dalam bahasa Melayu atau keasikan dalam bahasa Indonesia, tiba-tiba batu yang diduduki anaknya perlahan-lahan semakin tinggi.
Menyadari yang terjadi, sang anakpun berteriak minta tolong pada ibunya dengan berkata “mak…….mak……ambek aku! “ dan Batu Senuyung pun makin tinggi.
Tetapi karena keasyikan menangkap ikan, yang saat itu banyak sekali ikan yang mati karena terkena racun (tube), maka sang ibu pun tidak menghiraukan anaknya.
Setelah air pasang, barulah sang ibu berhenti mengambil ikan-ikan yang sudah bergelimpangan tersebut. Tetapi apa yang terjadi ketika sang ibu berbalik ke belakang?
BACA JUGA:
Kisah Raja Kejam Hingga Terbentuknya Desa Nerekeh di Kabupaten Lingga
Gurindam 12 Pasal 5, Pentingnya Pendidikan dan Pergaulan dengan Kaum Terpelajar
Seketika saja sang ibu kaget melihat anaknya yang sudah berada di atas batu yang tinggi. Sang ibu pun berteriak minta tolong. Tetapi malang baginya saat itu tidak satupun yang mendengar teriakannya.
Tiba-tiba sang ibu melihat burung elang yang sedang berterbangan di atas batu tersebut, dan berteriak minta tolong dengan menjanjikan akan memberikan hadiah jika anaknya dapat tertolong.
Tapi malang nasib ibu tersebut karena burung elang sepertinya tidak menghiraukan permohonan sang ibu. Tidak berapa lama, lewatlah seekor burung tiung atau beo yang besar disekitar batu tersebut.
Sang ibu pun berusaha minta tolong kepada burung. Ahirnya burung tiung pun berhasil menolong anak yang malang tersebut, dan dilepaskannya sang anak di air yang tidak terlalu dalam.
Maka selamatlah sang anak tersebut, dan burung tiung pun dihadiahkan sebuah Kungkung (Kalung) dan sebentuk Sebang (Anting) oleh sang ibu sebagai tanda terimakasihnya.
Demikianlah legenda Batu Senuyung yang dikutip dari salah seorang penduduk setempat. Lagenda ini juga sering digunakan oleh penduduk setempat untuk diceritaka kepada sang anaknya jikala hendak menidurkannya.