Seni Barodat, Pujian Kepada Nabi Muhammad SAW di Iringan Pengantin Kepri
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Barodat atau kadang disebut sebagai Hadrah, merupakan seni budaya religi yang terdiri dari syair-syair berbahasa Arab.
Yang mana, berisikan zikir dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW. Seni barodat yang berisikan selawat diringi dengan pukulan rebana bergemerincing.
BACA JUGA:
Mitos Dam Duriangkang di Batam, Hunian Etnis Tionghoa dan Buaya Putih
Tanjung Bemban dan Cerita Anak Durhaka yang Jadi Batu
Raja Ahmad Thabib, Ulama dan Dokter Pembuat Ramuan Mujarab Syarbat Zanjabil
Syair-syair barodat yang berisikan syair dan selawat kepada Nabi Muhammad SAW, berasal dari Kitab Diwan Hadra. Seni barodat berkembang di Lingga sebagai syiar dan dakwah Islam.
Di samping itu juga, seni barodat bagian dari cara mencintai Nabi Muhammad SAW dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Pada zaman Kerajaan Lingga-Riau, seni rebana untuk mengiringi orang berzikir dalam arak-arakan pengantin raja telah menjadi budaya istana Lingga-Riau.
Menurut cerita A. Rachman Ahmad, penggiat seni Barodat mengatakan, seni hadrah ini pernah d mashurkan pada zaman Raja Aman Kelang dan sampai zaman Bupati E.M Apan, khususnya di Daik Lingga dan Pulau Penyengat.
Di Lingga, Seni Barodat ditampilkan dalam dua jenis acara, yakni seni Barodat mengiringi arak-arakan adat istiadat atau pun acara keagamaan, dan Seni Barodat dalam bentuk tarian tertentu yang diringi dengan irama pukulan rebana dan syair.
Tujuan dari mengiringi arak-arakan bukan saja sekedar memeriahkan dan merayakan acara, tetapi sebagai tanda memuliakan rombongan, mengingatkan kepada nilai-nilai agama Islam dan dakwah, sembari mengarak pengantin laki-laki menuju rumah pengantin perempuan.
Dan tarian dalam berodat melambangkan rasa hormat, kebersamaan dan persatuan. Tarian rodat lazim dilaksanakan pada acara Petirakna pengantin, seni pertunjukan budaya hingga acara pemerintahan.