• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Kisah 'Malin Kundang' di Batam yang Bernama Batu Malang Orang

    Batu Malin Kundang di Sumbar juga ada di Batam yang bernama Batu Malang Orang (Dok,Republika)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM – Legenda Malin Kundang dari Sumatera Barat (Sumbar), sangat terkenal di Indonesia. 

    Malin Kundang adalah seorang anak laki-laki yang durhaka dengan ibunya. Dia tidak mau mengakui ibunya di hadapan istrinya. Karena penampilan ibunya yang jauh dari kesan orang kaya, dan lusuh. 

    BACA JUGA:

    Makam Moyang Seraga dan Legenda Jumat Jadi Batu di Kampung Kandis

    Mitos Dam Duriangkang di Batam, Hunian Etnis Tionghoa dan Buaya Putih

    Aek Dekok, Gugusan Karang Terindah di Natuna

    Akhirnya, Malin Kundang dikutuk menjadi batu beserta kapal dan seluruh isinya. Kisah ini pun hingga kini, masih dipercaya sebagai peristiwa nyata tentang hukuman bagi anak durhaka di masa lalu.

    Namun, cerita anak durhaka dikutuk menjadi batu tak hanya ada di Sumbar saja lho. Di Kota Batam Kepulauan Riau (Kepri), ada juga ‘malin kundang’ yang bernasib serupa.

    Di wisata heritage Tanjung Beban, di Kecamatan Nongsa, Bukit Besar Batam Kepri, ada batu yang diberi nama Malang Orang.

    Dipercaya, batu ini merupakan seorang anak laki-laki yang dikutuk ibunya menjadi batu karena durhaka.

    Awalnya, nama Bemban sendiri berasal dari kata beremban, yakni nama sejenis pohon yang tumbuh di kampong tersebut.

    Dalam sejarah melayu disebutkan, di Tanjung Bemban inilah Sang Nila Utama atau Sri Tri Buana pernah berburu pelanduk. Sri Buana Utama adalah pendiri Kerajaan Melayu Singapura.

    Konon, asal usul Kampung Tanjung Bemban, tak bisa dipisahkan dari legenda yang dituturkan oleh orang-orang Melayu yang telah lama bernaung di Pulau Batam.

    Dikisahkan, hiduplah sepasang suami istri yang memiliki seorang anak laki-laki yang telah beranjak dewasa.

    Singkat cerita, sang anak pergi merantau  lalu berhasil menjadi orang besar. Sang ibu sangat berharap anaknya bisa segera kembali dari perantauan.

    Setiap hari ia duduk disebuah batu ditepi pantai, menunggu kalau-kalau perahu anaknya merapat. Penantiannya tak sia-sia, pada hari yang ditunggu- tunggu, perahu sang anak pun tiba.
    Namun malang, sang anak ternyata tidak mengakui ibunya sebagai ibu.

    Sang ibu pun murka, dan menyumpahi sang anak durhaka. Seketika itu juga sang anak beserta perahunya berubah menjadi batu.

    Batu itu kemudian dikenal dengan sebutan Malang Orang. Kini, batu ini berada tepat di tepi pantai antara Jabi dan Tanjung Buton.

    Berbatasan Malaysia

    Tanjung Bemban sangat dekat dengan perbatasan Malaysia. Maka jangan heran, jika pengunjung pantai sering mengucapkan selamat datang ke Malaysia, meskipun lokasi pantai ini sebenarnya masih di wilayah Indonesia.

    Selain itu, pengunjung juga akan mendapatkan sinyal dari jaringan Malaysia di Pantai Tanjung Bemban ini.

    Maka, jika mendapat sinyal bukan dari provider Indonesia, jangan pernah sekalipun melakukan panggilan telepon sebelum keluar dari pantai dan berada lumayan jauh dari Batam, ya!

    Karena saat melakukan panggilan telepon di sana, meski panggilannya tergolong lokal, tapi akan dihitung sebagai panggilan internasional. Hal ini tentu membuat bengkak tagihan telepon tentunya.