Ritual Melenggang Perut Anambas, Perbaiki Posisi Bayi Dalam Rahim Ibu
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Jika biasanya ada tradisi empat bulanan hingga tujuh bulanan bagi ibu hamil.
Maka di Anambas, Kepulauan Riau juga terdapat adat Melenggang Perut atau Mandi Tian.
Melenggang perut adalah ritual tradisional yang dilaksanakan ketika istri hamil genap tujuh bulan.
Tradisi ini sudah dilakukan turun-temurun. Biasanya, Melenggang Perut dilakukan pada hari tertentu, seperti hari Senin atau Kamis bertepatan dengan tujuh hari bulan Melayu.
Fungsi dan manfaat melakukan lenggang perut adalah, untuk meletakan bayi pada posisi yang baik dan benar sehingga mempermudah atau melancarkan proses kelahiran.
Dalam adat Melenggang Perut ini, memerlukan beberapa bahan yang waib disediakan
Antara lain mangkok putih, kain putih sepanjang 1,5 meter, kain panjang, pisau lipat, batang paku, kemiri (kumbik), lilin putih, benang dan jarum, beras, kelapa, telur ayam kampung dan minyak kelapa.
Pertama-tama, tok Bidan atau bidan yang bertugas melaksanakan adat Melenggang Perut mulai mengurut perut, dan dioleskan minyak kelapa lalu dibacakan sholawat.
Kemudian telur yang sudah direbus, paku, kumbik, beras diletakkan dimangkok berwarna putih lalu diusap diperut ibu hamil tersebut.
Bantal dilipat dalam kain kemudian urut naik turun diperut. Kemudian kain panjang dilenggang secara bergilir dan dilakukan oleh lima orang secara bergantian, dengan kain yang berbeda.
Setelahnya, ibu hamil dipersilahkan untuk duduk. Bidan kemudian berdiri dibelakangnya, menghidupkan lilin dan dikelilingi ditubuhnya sebanyak tiga kali.
Ketika lilin tersebut melewati didepan wajah ibu hamil tersebut dia harus meniup lilin tersebut.
Ini dilakukan sebanyak tiga kali dengan lilin yang berbeda.
Setelah selesai ritual, ibu hamil akan berganti pakaian dengan baju baru.
Biasanya, dalam ritual ini juga diadakan kenduri atau pesta kecil-kecilan sebagai wujud syukur atas karunia calon bayi yang dititipkan ke dalam rahim sang ibu.