• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    6 Juli 1483, Richard III Berkuasa di Kerajaan Inggris

    Raja Richard III (Dok. Wikipedia)

    Batam, Melayupedia.com - Richard III, lahir 2 Oktober 1452 – meninggal 22 Agustus 1485 pada umur 32 tahun) adalah Raja Inggris yang berkuasa selama dua tahun, yaitu dari tahun 1483 sampai kematiannya pada tahun 1485 saat Pertempuran Bosworth.

    Dia adalah raja terakhir dari Wangsa York dan terakhir dari Wangsa Plantagenet. Kekalahannya pada Pertempuran Bosworth, merupakan perang kepastian dari Perang Mawar dan kadang dianggap sebagai akhir dari abad pertengahan di Inggris.

    BACA JUGA :

    Anambas, Pulau Tropis Terindah Tempat Habitat Hidup Ikan Napoleon

    Menparekraf Sandiaga Uno Tunda TCA, Bagaimana di Kepulauan Riau ?

    3 Versi Asal Usul Nama Pulau Karimun, dari Doa Saudagar Hingga Nama Suami Istri

    Sejarah mencatat pada tanggal 6 Juli 1483, Richard III dari keluarga York menjadi Raja Inggris dan Lord Irlandia. Kepemimpinan Richard mengubah konstelasi politik di Inggris, yang terjebak di Perang Mawar antara faksi York melawan Lancaster.

    Britannica mencatat, Richard III menjadi raja tiga bulan setelah kakaknya, Raja Edward IV meninggal dunia. Edward meninggalkan dua orang anak, yakni Pangeran Edward dan adiknya Richard.

    Pangeran Edward yang waktu itu baru berusia 12 tahun, diangkat menjadi Raja Edward IV.
    Richard disumpah menjadi Lord Protector dalam wasiat Raja Edward IV, tetapi dewan kerajaan buru-buru mengangkat Pangeran Edward menjadi raja, sehingga peran Richard sebagai lord proctector tak dibutuhkan.

    Meski begitu, pengaruh Richard sangat kuat. Ia kini satu-satunya anak keluarga York yang paling berkuasa setelah kakaknya, Edward dan George, meninggal.
    Tak sampai sebulan kemudian, ia melancarkan kudeta.

    Richard III merupakan anak bungsu dari Richard of York, salah satu tokoh utama dari Perang Mawar. Sang ayah berseteru dengan Ratu Margaret of Anjou karena berebut pengaruh di masa Raja Henry VI.

    Ratu Margaret memimpin faksi Lancaster, sementara Richard memimpin faksi York. Richard senior meninggal tanpa pernah menjadi raja Inggris, tetapi anak sulungnya berhasil menjadi Raja Edward IV.

    Raja Edward IV memiliki memiliki kekuasaan solid di Inggris. Adik Raja Edward, yakni Richard, juga mendapatkan kekuatan politik.

    Setelah Edward IV mangkat, Richard langsung melancarkan kudeta. Kedua keponakannya sendiri yang masih kecil dipenjara di Menara London. 

    Tak lama kemudian, kedua pangeran itu lenyap. Kekosongan kekuasaan ini menjadi peluang emas bagi Richard untuk berkuasa, sehingga ia naik takhta sebagai Raja Richard III.

    Hingga hari ini, tidak ada yang tahu bagaimana nasib dua pangeran itu. Kisah mereka dikenang sejarah sebagai Pangeran di Menara. 

    Kekuasaan Raja Richard III tidak bertahan lama. Ia diberontak oleh Henry Tudor, keturunan Lancaster yang kembali dari pengasingan. Ia kembali saat sudah dewasa untuk merebut kekuasaan dari Richard III. Keduanya bertemu di Pertempuran Bosworth (1985) dan Richard III tewas.

    Kisah cinta yang menarik pun terjadi. Putri dari Raja Edward V, yakni Elizabeth of York, menikahi Henry Tudor. Elizabeth adalah kakak dari dua pangeran yang hilang di menara.  Dengan pernikahan itu, faksi mawar putih dan mawar merah lantas bersatu menjadi mawar tudor.

    Berita Terkait