Tarian Nyabok, Bangkitkan Aura Pengantin dan Tolak Bala di Malam Hari
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Tarian tradisional hingga kini masih dipertunjukkan di berbagai acara, seperti halnya adat perkawinan.
Salah satu tarian yang ditarikan saat acara pada adat pernikahan di Kepulauan Riau (Kepri), yakni Tari Nyabok.
BACA JUGA:
Hikayat Dewa Mendu, Seni Lakon 40 Hari yang Sempat Menghilang
Ritual Adat Pengantin Mati di Natuna, Jampi-Jampian untuk Perempuan
Tudung Manto, Lambang Kebangsawanan Kerajaan Riau Lingga Sejak Tahun 1755
Tari Nyabok lahir dan berkembang di Desa Candi, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepri.
Tarian ini dilestarikan tokoh bernama Ardaya. Tarian ini sudah ada sejak tahun 1950 dan masih eksis hingga saat ini.
Tari Nyabok merupakan tarian sakral, yang mulanya diangkat dari cerita zaman dahulu.
Di mana menggambarkan, pengantin diibaratkan seorang Raja dan Ratu, yang harus dihormati dan diperlakukan dengan baik sesuai dengan tradisi setempat.
Tarian yang dibawakan oleh penari yang berjumlah bilangan ganjil, yang dimulai dari bilangan 3,5,7 dan 9, sesuai dengan lilin yang disajikan.
Pada saat pertunjukan tari Nyabok bisanya juga terdapat tradisi tepung tawar atau sesaji.
Bahan-bahan yang digunakan dalam tepung tawar, yaitu beras kunyit , beras basuh, beretih, air tepung tawar, perenjis, embat-embat.
Awal mulanya, tarian ini dibawakan oleh kaum laki-laki, karena gerak yang digunakan menggunakan ruang gerak yang sangat luas sehingga tak mungkin dilakukan oleh wanita.
Namun kini, Nyabok boleh dibawakan oleh kaum perempuan, karena geraknya diperhalus dan bisa dilakukan oleh perempuan.
Menariknya, tarian ini digelar pada malam hari, sebelum mempelai bersanding.
Menurut kepercayaan, pertunjukan di malam hari sesuai dengan tradisi Melayu sebagai malam menolak bala.
Dan juga melindungi pasangan pengantin dari marabahaya, serta memunculkan aura maupun cahaya pengantin.
Mencecah Inai
Proses tarian dimulai penari masuk satu persatu secara bergantian di hadapan kedua mempelai.
Dalam menarikan tari Nyabok ada yang namanya mencecah inai, yang artinya sebagai simbol dari rumah tangga dan watak dari manusia itu sendiri.
Ini terlihat dari warna merah atau tidaknya inai yang dicecah ketelapak tangan pengantin.
Dalam pertunjukan tari Nyabok, wujud petunjukannya tetap berazas pada ajaran agama Islam.
Karena dari syair dan pantun-pantun yang dinyanyikan merupakan pantun-pantu nasehat.