• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    PLN Batam Teken Kontrak EPC PLTGU 120 MW, Dorong Energi Bersih dan Berkelanjutan di Kepulauan Riau

    Perusahaan menandatangani Perjanjian Engineering, Procurement, and Construction (EPC) untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Batam #1 berkapasitas 120 MW melalui kerja sama operasi (KSO). (Foto: dok.PLN Batam)

    Batam, Melayupedia – PT PLN Batam terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sistem ketenagalistrikan di wilayah Kepulauan Riau. Perusahaan menandatangani Perjanjian Engineering, Procurement, and Construction (EPC) untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Batam #1 berkapasitas 120 MW melalui kerja sama operasi (KSO).

    Direktur Utama PLN Batam, Kwin Fo, menjelaskan bahwa penandatanganan perjanjian EPC ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan pembiayaan melalui skema Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) yang telah ditandatangani pada 16 Oktober 2025, antara PLN Batam dan konsorsium lembaga keuangan syariah.

    “Momentum hari ini melengkapi langkah besar PLN Batam dalam membangun sistem energi yang lebih tangguh, efisien, dan berkelanjutan. Kami optimistis PLTGU Batam #1 akan menjadi proyek percontohan nasional dalam hal efisiensi, integritas, serta keberlanjutan energi,” ujarnya dalam keterangan yang diterima di Batam, Sabtu.

    Konsorsium lembaga keuangan syariah yang mendukung proyek ini terdiri dari PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). Sementara itu, pembangunan fisik PLTGU akan dilaksanakan oleh KSO PT PP (Persero) Tbk, PT Atamora Tehnik Makmur, dan PT Sinergi Pratama Sukses.

    Langkah Strategis Energi Bersih untuk Batam dan Kepri

    Penandatanganan perjanjian ini menjadi langkah strategis PLN Batam dalam memperkuat sistem ketenagalistrikan di wilayah Batam dan Kepri, sekaligus mempercepat realisasi proyek pembangkit listrik berteknologi tinggi yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

    Kwin Fo menjelaskan bahwa proyek PLTGU Batam #1 akan menggunakan teknologi combined cycle dengan konfigurasi dua gas turbin, dua Heat Recovery Steam Generator (HRSG), dan satu turbin uap. Teknologi ini mampu meningkatkan efisiensi energi sekaligus menurunkan emisi karbon.

    “Proyek ini bukan hanya tentang membangun pembangkit listrik, tetapi juga tentang membangun kepercayaan, kemampuan industri nasional, dan masa depan energi Batam,” katanya.

    Dengan realisasi proyek ini, PLN Batam menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan energi bersih, andal, dan efisien bagi masyarakat serta pelaku usaha di Batam dan Kepulauan Riau.

    “Melalui proyek ini, PLN Batam ingin memastikan bahwa setiap langkah transformasi energi membawa manfaat nyata bagi masyarakat, memperkuat daya saing daerah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutupnya.

    Dibangun di Kawasan Kabil, Rampung 2028

    PLTGU Batam #1 akan dibangun di Kawasan Kabil, Batam, dengan jangka waktu pelaksanaan hingga September 2028. Proyek ini menjadi bagian dari dukungan PLN Batam terhadap transisi energi nasional menuju target Net Zero Emission 2060.

    KSO PT PP (Persero) Tbk bersama PT Atamora Tehnik Makmur dan PT Sinergi Pratama Sukses menyatakan komitmennya untuk melaksanakan proyek ini sesuai dengan standar internasional.

    “Kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan PLN Batam kepada Konsorsium PT PP (Persero) Tbk, PT Atamora Tehnik Makmur, dan PT Sinergi Pratama Sukses sebagai penyedia jasa untuk pembangunan Proyek PLTGU Batam #1 berkapasitas 120 MW,” ujar Ketua KSO, Yul Ari Pramuraharjo.

    Yul Ari juga menegaskan, pihaknya optimistis proyek dapat diselesaikan tepat waktu.

    Ia menyampaikan bahwa pihaknya optimistis proyek dapat diselesaikan sesuai kontrak dalam waktu 36 bulan, dengan menjaga standar kualitas, keselamatan, dan ketepatan waktu pelaksanaan.

    Dengan pembangunan PLTGU Batam #1 ini, PLN Batam menandai langkah besar menuju kemandirian energi yang bersih, efisien, dan berkelanjutan — sekaligus memperkuat posisi Batam sebagai kawasan industri dan investasi strategis di barat Indonesia.