• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Vihara Patung Seribu: Harmoni yang Hidup di Tanjungpinang

    Vihara Patung Seribu, atau dikenal juga sebagai Vihara Ksitigarbha Bodhisattva.

    Oleh:Muhammad Raihan Fajaruddin

    Di atas perbukitan Kota Tanjungpinang, berdiri megah sebuah tempat ibadah yang memikat hati banyak orang — Vihara Patung Seribu, atau dikenal juga sebagai Vihara Ksitigarbha Bodhisattva. Tempat ini bukan sekadar rumah spiritual bagi umat Buddha, tetapi juga menjadi ikon wisata religi yang mencerminkan keindahan, kedamaian, dan keberagaman budaya masyarakat Kepulauan Riau.

    Saat memasuki kawasan vihara, mata akan langsung terpukau oleh deretan ratusan patung batu granit dengan ekspresi wajah yang berbeda-beda. Meski disebut “seribu”, jumlah sebenarnya sekitar lima ratus lebih patung Lohan — pengikut Buddha yang melambangkan kebijaksanaan dan ketenangan batin. Masing-masing patung tampak hidup, seolah tengah berbicara kepada siapa pun yang menatapnya lebih lama. Keindahan arsitektur Tionghoa berpadu dengan nuansa spiritual yang kuat menjadikan tempat ini begitu unik dan berkesan.

    Dari ketinggian vihara, pemandangan Kota Tanjung Pinang dan laut birunya terbentang luas. Banyak wisatawan yang datang bukan hanya untuk berfoto, tetapi juga mencari ketenangan. Udara sejuk, suara burung, dan suasana damai membuat siapa pun betah berlama-lama di sana. Dengan tiket masuk yang terjangkau, vihara ini kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit, baik bagi warga lokal maupun wisatawan dari luar negeri.

    Kehadiran Vihara Patung Seribu juga memperlihatkan kerukunan antarumat beragama yang tumbuh dengan indah di Kepulauan Riau. Di tengah mayoritas masyarakat muslim, tempat ibadah ini tetap terawat dan dihormati. Tak jarang, pengunjung dari berbagai latar belakang agama datang untuk belajar menghargai nilai-nilai perdamaian dan keberagaman.

    Peran pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Gubernur Ansar Ahmad juga tak bisa dilepaskan dari kemajuan wisata religi ini. Sebagai sosok yang visioner, Ansar Ahmad terus mendorong pengembangan pariwisata berbasis budaya dan spiritual di seluruh Kepulauan Riau. Peningkatan akses jalan menuju vihara, promosi wisata, serta dukungan terhadap pelaku ekonomi lokal menjadi langkah nyata yang memperkuat posisi Tanjung Pinang sebagai kota wisata budaya.

    Lebih dari sekadar tempat indah, Vihara Patung Seribu membawa pesan moral yang mendalam: bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk hidup berdampingan. Ia mengajarkan manusia untuk melihat wajah-wajah yang berbeda — seperti deretan patung di dalamnya — sebagai simbol kebersamaan yang damai.

    Bagi siapa pun yang datang, Vihara Patung Seribu bukan hanya tentang keindahan patung-patung batu, tetapi juga tentang ketenangan jiwa dan rasa kagum terhadap harmoni yang hidup di tengah masyarakat multikultural. Di bawah langit biru Tanjung Pinang, tempat ini menjadi saksi bahwa keindahan sejati tidak hanya lahir dari bentuk, tetapi juga dari hati yang saling menghargai.

    ----------------

    Penulis adalah mahasiswa prodi kajian film, televisi dan media di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang.