BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Berbagai adat istiadat yang ada dalam masyarakat, pastinya memiliki makna dan faedah tersendiri. Maka, tak heran jika adat yang ada terus dilestarikan dan diwariskan secara turun-temurun.

Di Kabupaten Lingga Kepulauan Riau (Kepri) terdapat adat istiadat makan dalam satu hidangan, yang dinamakan Makan Sehidang Berlima.

Jika biasanya dalam acara pernikahan, makanan yang dihidangkan dengan prasmanan, namun adat yang sudah termasuk dalam Warisan Budaya Tak Benda Kepri ini. Terdapat ciri khas yang berbeda, yakni makanan yang dihidangkan untuk lima orang.

BACA JUGA:

Dibangun Tahun 1961, Megahnya Masjid Nurul Iman Kijang Sekarang

Upacara Mandi Sampat, Pakai Air 7 Sumur dari 7 Kampung di Kepri

Zikir Bermadah, Pujian Kepada Tuhan Melalui Cerita dan Berbalas Pantun

Aturan makan sehidang ternyata sudah ada sejak zaman Kerajaan Lingga-Riau, termasuk salah satunya jika mengadakan jamuan di dalam Balairung Sri. Makanya dahulu adat ini dinamakan Sehidang di Balairung.

Namun, sehidang pada zaman kerajaan juga ada aturannya. Yang Dipertuan Muda, Bendahara dan Tengku Besar boleh makan sehidang bertiga. Sementara, anak raja yang lain walaupun anak Tengku Besar, dilarang sehidangan kecuali dengan titah raja.

Anak Yang Dipertuan Muda ataupun anak bakal Yang Dipertuan Muda, diperbolehkan Makan Sehidang dengan Temenggung.

Anak cucu Yang Dipertuan Besar, anak cucu Yang Dipertuan Muda, anak cucu Bendahara, anak cucu Temenggung juga boleh satu hidangan. Setidaknya, peraturan ini diterapkan ketika diadakannya Makan Sehidang di Balairung.

Biasanya, makanan yang dihidangkan dalam Makan Sehidang Berlima terdiri dari nasi, lauk pauk, kue dan minuman. Lauk pauk yang diisi di dalam mangkok tembikar atau kaca dihidangkan di atas talam atau paha.

Dalam majelis jamuan acara adat istiadat, kenduri doa selamat, kenduri arwah dan perayaan tertentu, setiap hidangan di dalam talam atau pun paha (talam berkaki) dihidangkan hanya untuk lima orang.

Ternyata, terdapat makna dari adat Makan Sehindang ini, lho. Setiap hidangan untuk lima orang bermakna jumlah shalat lima waktu dan rukun Islam.

Meski demikian, jika jumlah orang tidak mencukupi, tidak mejadi masalah jika dalam satu hidangan berempat atau bertiga.