Asal Usul Kata Batam
Berbagai Versi Asal Mula Kata 'Batam', dari 'Patahnya Gunung Daik' Hingga Hikayat 'Dari Nongsa ke Pulau Terong'
Batam, Melayupedia – Sebagai kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Batam menjadi salah satu kota industri di Indonesia yang paling menonjol. Kendati baru dikembangkan di awal tahun 1970-an, Kota Batam sudah menjadi salah satu kota metropolis di Indonesia.
Wilayah Kota Batam sendiri, terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan pulau-pulau kecil lainnya, di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka.
Pulau Batam, Rempang, dan Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang. Asal-usul nama kota Batam memiliki beragam versi.
Editor : NEF
Ada banyak sumber yang menginformasikan, tentang asal-usul nama Batam disematkan ke kota ini. Namun hingga kini, belum ada data resmi yang menjelaskan tentang pemberian nama Batam itu sendiri.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, berbagai versi tentang hikayat Batam dijelaskan. Salah satu di antaranya disebutkan dalam buku ‘Patahnya Gunung Daik’ hasil karya Drs. Abdul Razak.
Di buku tersebut disebutkan bahwa nama ‘Batam’, merupakan akronim dari ‘Batu Ampa’. Nama tersebut merujuk pada cerita ‘Si Badang dan Putri Tumasik’, yang dikenal dalam khasanah hikayat rakyat Melayu.
Namun, versi lain menyebut, nama ‘Batam’ berasal dari kata ‘Batang’. Konon, ketika pertama kali tanah semenanjung tercipta, kawasan itu terkenal sangat labil. Ketika hembusan angin Selatan datang, tanah semenanjung itu diterpa angin kencang.
Untuk melindungi kawasan labil itulah, dewa penunggu semenanjung meletakkan berbagai batang kayu, yang masih berumbi di Belakang Selatan Semenanjung. Dahulu, rumpun batang itu dibentang lagi dengan rumpun batang yang lain.
Lalu di bagian Selatan rumpun batang itu di Rempang dan di Galang pula, dengan rumpun-rumpun batang lain. Pada akhirya, semua itu menjadi asal usul perkataan ‘Bintan’, ‘Rempang.’ dan ‘Galang.’
Ada juga versi lainnya dalam penamaan ‘Batam’, yang berasal dari hikayat ‘Dari Nongsa ke Pulau Terong’. Cerita itu ditulis oleh Abdul Basyid dan Raja Erwan.
Dalam hikayat ini menyebutkan, kata ‘Batam’ berasal dari kata pelanduk putih. Kalau ditilik dari akronimnya, kata ‘Batam’ dan ‘pelanduk putih'.
Meskipun tidak memiliki korelasi secara tekstual. Tetapi hikayat ini, mampu memperkaya khasanah asal-usul kota Batam. Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang Melayu, dengan sebutan orang selat sejak tahun 231 Masehi.
Pulau ini dulu pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim, dalam melawan penjajah. Yang kemudian digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an, sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.
Pada dekade 1970-an, sesuai Keputusan Presiden (Kepres) RI Nomor 41 Tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri.
Hal tersebut juga dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam, atau lebih dikenal dengan Badan Otorita Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam.