Cantiknya Kain Cual Asal Anambas yang Diwarnai Kayu Samak
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Indonesia memiliki keragaman seni dan budaya, pun juga kain tradisional yang sudah dikenal dikancah dunia. Jika di Palembang ada kain songket, maka di Kabupaten Anambas Kepulauan Riau (Kepri) ada kain cual.
Ya, nama cual berasal dari singkatan ‘belacu dijual’. Kain cual merupakan tenunan cantik halus berwarna cerah, serupa dengan di Bangka Belitung, kain songket Palembang dan Samba namun memiliki motif yang berbeda.
BACA JUGA :
Keren.. Siswa SMKN Kundur Karimun Akan Unjuk Gigi di FLS2N 2021
Sembahyang Kubur, Tradisi 3 Doa dengan Teh Arak Khas Lingga
Bulan Depan, Pemprov Kepri Wujudkan Pinjaman Lunak UMKM Maksimal Rp 20 Juta
Kain ini merupakan cikal bakal kain tenun songket yang diperjualbelikan di Pulau Siantan. Kain cual Anambas begitu istimewa karena kehalusan, keindahan, serta kemewahan motifnya.
Kain ini dipakai selain sebagai kain biasa yang digunakan untuk keperluan pribadi, juga dikenakan bangsawan khususnya saat hari perayaan maupun pernikahan.
Bahan kain cual terbuat dari kapas atau katun, untuk benang kain dari Siantan, pewarna dari kayu samak.
Lalu, bahan benang dibuat dari benang belacu dan benang emas, yang didatangkan dari Sambas. Begitu juga dengan alat tenun pertama kali didatangkan dari Sambas.
Hampir Punah
Keahlian menenun kain cual di Anambas, diajarkan pertama kalinya oleh Halimah sejak tahun 1863.
Yang dibuatnya di Kampung Teluk Encau, yang sekarang menjadi bagian dari Kecamatan Siantan Timur di Pulau Siantan.
Dia sendiri berasal dari Siam, datang bersama suami beserta keluarganya yang ketika itu ingin berlayar ke Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar).
Mereka akhirnya memilih menetap di Pulau Siantan, sampai beberapa waktu lamanya karena kapal yang ditumpangi rusak.
Di Teluk Encau inilah, Halimah menjadi guru mengaji bagi anak-anak usia Sekolah Dasar (SD), juga mengajarkan perempuan di sana menenun kain cual.
Sayang, kini kain hampir punah ketenarannya, karena berkurangnya wanita yang pandai menenun kain tradisional ini.
Mulai dari tahun 2010, kain cual kembali dihidupkan lagi, sebagai warisan budaya khas Anambas.
Kain Cual asli yang sudah berusia ratusan tahun, kemudian difoto inci per inci. Dan hasilnya dikirimkan ke Palembang Sumsel, untuk dibuatkan kain tenun dengan mutu yang sama.
Lalu, dimodifikasi ulang setelah ditenun menjadi kain batik di Pekalongan Jawa Tengah (Jateng), dan muncul dalam bentuk batik tulis dan cap.
Pembuatan di luar daerah seperti ini terpaksa dilakukan, dikarenakan belum tersedia alat tenun, cap, maupun alat cetak yang memadai untuk produksi kain cual di Kepulauan Anambas.
Hasilnya, dari delapan motif asli kain cual, terdapat lima motif yang telah dipantenkan dan diberi nama Bunga Pucuk Rebung, Padang Terbakar, Tudung Saji, Bulan Purnama, dan Sampan Berlayar. Menyusul motif lainnya akan segera dipatenkan juga.
Harga untuk selembar Kain Cual berkisar antara Rp 150.000 untuk Kain Cual cap, sedangkan Kain Cual tenun berkisar Rp 2 juta hingga Rp 4 jutaan.