Batam, Melayupedia - Proyek revitalisasi Masjid Agung Batam, yang kini berganti nama menjadi Masjid Agung Raja Hamidah Batam, akan berlanjut pada tahun 2025. Pemerintah Kota Batam mengalokasikan anggaran sebesar Rp14 miliar untuk melanjutkan tahap berikutnya dari proyek ini, yang mencakup perbaikan infrastruktur penting dan peningkatan fasilitas masjid.

Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (CKTR) Kota Batam, Azril Apriansyah, menjelaskan bahwa dana sebesar Rp14 miliar tersebut akan difokuskan pada revitalisasi dua menara masjid, pembangunan pagar, penataan taman di sekitar masjid, serta penyediaan sarana dan prasarana di dalam masjid. 

"Perkiraan anggaran sebesar Rp14 miliar mencakup revitalisasi menara, pagar, taman, serta sarana prasarana di dalam masjid," ungkap Azril dalam keterangannya.

Meskipun masjid telah dibuka kembali untuk umum, Azril menambahkan bahwa perawatan dan peningkatan bangunan utama masih akan terus dilakukan selama enam bulan ke depan untuk menyelesaikan beberapa kekurangan yang ada. Ini diharapkan akan memberikan kenyamanan lebih bagi para jemaah dan pengunjung yang datang untuk beribadah.

Pada awalnya, anggaran yang dialokasikan untuk revitalisasi Masjid Agung Raja Hamidah Batam adalah sebesar Rp167 miliar. Namun, seiring berjalannya waktu dan adanya penyesuaian adendum kontrak, termasuk berbagai tantangan yang muncul selama masa pandemi COVID-19, total biaya yang dibutuhkan diperkirakan akan mencapai Rp184 miliar.

"Anggaran mengalami penyesuaian dan bertambah menjadi sekitar Rp184 miliar karena beberapa faktor, termasuk adendum," kata Azril. Menurutnya, tim pendamping proyek akan terus melakukan penghitungan hingga revitalisasi ini benar-benar selesai.

Dengan kelanjutan proyek ini, diharapkan Masjid Agung Raja Hamidah Batam akan semakin menjadi ikon kebanggaan masyarakat Batam, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai destinasi wisata religi yang memadukan keindahan arsitektur dengan sarana ibadah yang modern dan nyaman.