• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Upacara Mandi Sampat, Pakai Air 7 Sumur dari 7 Kampung di Kepri

    Upacara Mandi Sampat khas Kabupaten Karimun Kepri (Dok. wartautama.co)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Dalam adat istiadat perkawinan di Kepulauan Riau (Kepri), banyak sekali runutan dari persiapan hingga selesainya acara.

    Salah satunya, yakni upacara Mandi Sampat, yang masih dilestarikan di Kecamatan Tebing Kabuoaten Karimun Kepri.

    BACA JUGA :

    Dinginnya Air Danau Kembang Menaun di Puncak Bukit Permata Lingga

    Yuk.. Selamatkan Monyet Kekah dari Kepunahan

    Meriahnya Lomba Pacu Kolek Peninggalan Kesultanan Riau Abad ke-17

    Upacara tersebut bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat, bahwa kedua pengantin sudah selamat, setelah acara pernikahan digelar.

    Nah, dalam upacara ini, ada berbagai peralatan yang perlu disiapkan dan tentunya memiliki keunikan tersendiri.

    Ada kain sarung pelikat sebanyak dua buah, baju kurung teluk belango laki-laki dan perempuan, selendang putih, kain panjang, kendi kuningan atau tembaga, talam besar kuningan atau tembaga, uang logam, dan benang putih 1 gulung.

    Tak hanya itu, juga dipakai kelapa yang diambil buahnya, daun kelapa muda, dan anyaman dari daun kelapa yang dibentuk burung, keris, ular dan sebagainya. Tak lupa, beras atau padi sebanyak 1 talam pun harus disiapkan.

    Bahan-bahan tersebut juga dilengkapi dengan lilin putih, cermin, bedak sekapur sirih, santan langir, kembang tujuh warna dan rupa serta air 7 sumur dari 7 kampung.

     

    Tepung Tawar Hingga Simbah Air

    Tradisi upacara mandi sampat khas Karimun Kepri (Dok. wartautama.co)

    Rangkaian upacara Mandi Sampat ternyata juga tak kalah unik, dari berbagai peralatan dan bahan yang sudah dipersiapkan.

    Terlebih dahulu pengantin laki-laki menjemput pengantin perempuan dari dalam kamar pengantin, lalu dibawa ke depan rumah, lokasi yang telah disiapkan oleh Mak Andam, orang yang memimpin jalannya upacara Mandi Sampat.

    Awalnya, pengantin ditepuk tawar lebih dulu, yang dimulai oleh mak Andam lalu diikuti oleh sanak keluarga yang mau menepuk.

    Kemudian, di atas kepala kedua Pengantin direntangkan dengan selendang putih, yang dipegang oleh dua orang pembantu Mak Andam.

    Selanjutnya kedua pengantin dilangir dan dibedak sirih sekapur, lalu disiramkan dengan air biasa beberapa kali dan disusul dengan air kembang 7 rupa dan 7 warna.

    Setelah itu disiram kembali dengan air tolak bala beserta janur sampai air tolak bala itu habis.

    Lalu, diputar janur di atas kepala pengantin sebanyak 3 kali dengan shalawat Nabi janur dibuang ke belakang pengantin.

    Nah, uniknya ada permainan menarik anyaman lepas dalam upacara ini. Kedua pengantin menarik anyaman lepas bersama-sama sambil menyemburkan air secara bersama-sama pula.

    Menariknya, pengantin boleh menyiram siapa saja yang hadir dalam upacara ini. Biasanya mereka akan bersimbah-simbahan dengan air dalam upacara Mandi Sampat ini. Seru sekali ya!

    Bersimbah atau saling lempar air ini ternyata punya makna tersendiri, lho!

    Yakni sebagai wujud rasa gembira, karena telah terlaksananya semua prosesi acara dari awal hingga selesai dengan tiada halangan apapun.

    Selanjutnya, kedua pengantin berganti pakaian. Rangkaian upacara dilanjutkan, Mak Andam akan mengikat badan pengantin dengan kain panjang yang disimpul sebelah kanan pengantin perempuan.

    Kemudian pengantin berdiri di atas talam besar kuningan, menjungkit benang putih yang terdiri dari 7 lembar, dari depan 7 kali dan dari belakang 7 kali. Setelah selesai, benang tersebut akan dikalungkan kepada kedua pengantin.

    Mak Andam akan mengambil kaca muka yang sudah diikat dengan dua batang lilin dan lilin dinyalakan.

    Kaca muka tersebut lalu dikelilingkan kepada kedua Pengantin mulai dari kanan 7 kali dan kiri 7 kali, dan pengantin disuruh memandang wajahnya di kaca tersebut.

    Setelah selesai maka benang yang disangkutkan di badan pengantin, diputuskan dengan api lilin dan kedua pengantin bersama-sama meniup api lilin hingga padam.

    Kedua pengantin menginjak padai atau beras, lalu menghitung padi atau beras yang lengket di kaki masing-masing dan selanjutnya dibungkus kemudian disimpan.

    Dilanjutkan kedua pengantin menendang buah kelapa sebanyak 3 kali. Kemudian Mak Andam dengan Mak Piau atau asistennya akan menaburkan beras kunyit, yang sudah dicampur dengan uang logam dari depan dan belakang pengantin sebanyak 3 kali secara serentak.

    Dan terakhir, upacara akan diakhiri dengan membacakan doa selamat.