Makna Nasi Besar, Tradisi Pulut Kuning Dikelilingi Bunga Telur
BATAM, MELAYUPEDIA.COM – Nasi skone atau nasi Astakona adalah salah satu tradisi kuliner, yang sampai sekarang masih dilestarikan, khususnya di Kabupaten Lingga Kepulauan Riau (Kepri).
Nah, tradisi ini juga sering disebut Nasi Besar. Karena ukuran dan porsinya yang memang tergolong besar. Biasanya, Nasi Besar tersedia dalam acara pernikahan dan khatam Alquran.
BACA JUGA:
Yuk.. Berburu Jajanan Lezat di Pasar Penuin Batam
Nikmatnya Sarapan dengan Roti Isi Sambal Lumat Khas Tanjungpinang
Adu Gurih Keripik Sagu Lenggang dan Bakar. Mana Favoritmu?
Nasi besar dibuat dari berbagai bahan penganan terbaik. Pertama, pulut atau beras yang diberi warna kuning menggunakan kunyit.
Pulut yang telah selesai ditanak dengan air kunyit, biasanya dibentuk seperti gunungan yang diletakkan di atas semberip atau ceper tembaga berkaki.
Agar keliatan rapi dan indah tentunya, semberip akan dibungkus dengan kain putih. Di bagian sekeliling semberip dihias, dengan kertas berwarna kuning yang disebut dengan siba.
Di sekeliling pulut kuning yang berbentuk gunungan, mulai dari bawah sampai ke bagian atas akan di hias dengan bunga telur. Inilah yang membuat bentuk Nasi Besar begitu unik dan khas.
Bunga telur yang dimaksud yakni bunga dari bahan kertas lengkap dengan daun dan bertangkai buluh.
Di bagian bawah bunga dipasang telur ayam kampung, yang berwarna merah. Nah, biasanya telur merah dipasang dengan cara ditusuk dengan tangkai bunga.
Biasanya pulut kuning dihiasai sebanyak 30 buah bunga telur atau pun sesuai keinginan yang berhajat.
Syair Pelayaran, Sejarah Nasi Besar
Dari cerita sejarah turun-temurun, adat nasi besar ini berasal dari kalangan istana di Kabupaten Lingga Kepri.
Konon, Engku Puteri adalah permaisuri Kerajaan Johor, Pahang, Riau dan Lingga, isteri dari Sultan Mahmud Riayat Syah yang berkuasa pada 1761 hingga 1812.
Suatu ketika, Engku Puteri pergi ke Daik Lingga untuk mengunjungi adiknya, Yang Dipertuan Muda Raja Jakfar yang tengah sakit.
Dikisahkan, Raja Jakfar sembuh dari sakit setelah mendapatkan pengobatan dari seorang tabib istana yang bernama Encik Abas, anak Encik Haji.
Sebagai rasa syukur atas sembuhnya Raja Jakfar, Engku Puteri membuat pesta syukuran dan doa selamat.
Ia kemudian membuat makanan dari pulut yang dihiasi bunga telur. Makanan dari pulut yang dihiasi dengan bunga telur dihadiahkan kepada Encik Abas.
Adat Nasi Besar bukanlah tanpa.makna, ya! Mulai dari Pulut yang berwarna kuning, yakni melambangkan kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan Melayu mengatur rakyatnya yang aman, damai dan bersatu padu.
Bentuk nasi besar yang dihiasi bunga telur, bermakna berjenjang naik, bertangga turun dan datang tampak muka, pulang tampak punggung.
Sedangkan bunga telur bermakna orang Melayu yang biak-membiak dan bersuka cita. Tiga tetupai yang berada di sekeliling bagian atas nasi besar bermakna Islami, yakni Islam, Iman dan Ihsan.
Bunga besar atau bunga tajuk di atas puncak nasi besar bermakna kegembiraan raja Melayu, melihat rakyatnya bersatu padu, aman dan damai.
Gelang perak yang melingkari pangkal bunga tajuk bermakna persatuan kokoh antara sesama rakyat dan raja.
Lalu, dalam adat perkawinan, Nasi Besar memiliki makna kebesaran, memuliakan dan mengagungkan pengantin.
Dalam proses pengantin bersanding, nasi besar digunakan juga dipakai untuk makan bersuap-suapan antara ke dua mempelai.