Mengenal Empat Tradisi Ramadan di Kepulauan Riau, Memelihara Budaya dan Spiritualitas
Tanjungpinang, Melayupedia - Tidak terasa bulan suci Ramadan bagi umat Islam segera tiba. Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim pun menyambut momen spesial ini dengan penuh suka cita.
Di Kepulauan Riau, tradisi menyambut Ramadan dilakukan secara berbeda-beda, dan sudah dilakukan turun-temurun dari zaman ke zaman, sebagai salah satu bentuk melestarikan budaya dan adat istiadat.
Ada beberapa tradisi yang hingga kini, masih tetap lestari khususnya bagi masyarakat di Kepulauan Riau yang merupakan bunda tanah melayu.
1. Kenduri Ruah
Tahlil Jamak atau Kenduri Ruah yang rutin dilakukan masyarakat Pulau Penyengat setiap menyambut bulan suci Ramadhan adalah tradisi turun temurun berisikan dzikir dan doa kepada Allah SWT. Kenduri Ruah dilakukan pada bulan Sya'ban jelang Ramadhan dengan keistimewaan berupa doa kebaikan yang diberikan anak kepada almarhum orangtuanya atau sesama muslim yang lebih dulu meninggalkan dunia.
2. Ziarah Kubur
Tradisi ziarah kubur masih terus dilestarikan hingga saat ini, bahkan saat menyambut Ramadan dan hari raya Idul Fitri. Setiap warga berziarah ke kuburan untuk mendoakan arwah keluarga yang telah meninggal dunia. Sebelum puasa di bulan Ramadhan, beberapa masyarakat tampak berziarah ke makam keluarga maupun sanak saudara. Tradisi ini bisa dijumpai di berbagai daerah di Indonesia.
3. Tarawih
Salat tarawih menjadi sesuatu yang wajib di bulan Ramadan. Di Kepulauan Riau, tradisi tarawih dilakukan dengan penuh khidmat, di mana anak-anak muda memadati masjid dan surau. Tradisi ini menjadi momen ibadah yang tidak pernah ditinggal di bulan Ramadan.
4. Ngabuburit atau Jalan-jalan Petang Menunggu Berbuka
Ngabuburit sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia saat bulan Ramadhan, termasuk di Kepulauan Riau. Kegiatan ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca Al Quran di masjid, berburu takjil, sekedar jalan-jalan sore, atau berkunjung ke tempat wisata. Istilah ngabuburit berasal dari bahasa Sunda yang bermakna bersantai sambil menunggu waktu buka puasa.
Tradisi-tradisi ini tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan spiritual masyarakat Kepulauan Riau, tetapi juga memperkaya nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian sosial. Semoga semangat Ramadan ini membawa berkah dan kebaikan bagi seluruh umat muslim di Kepulauan Riau dan seluruh Indonesia.