• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Tangisan Meriam Sumbing Jelang Perang Retih Lingga di Tahun 1857

    Meriam Sumbing yang masih dirawat hingga sekarang di Kabupaten Lingga Kepri (Dok. tempatwisata.pro)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM – Negeri Seribu Satu Meriam, disematkan untuk Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

    Ada banyak peninggalan meriam di masa lalu, seperti Meriam Tegak dan Meriam Sumbing. Yuk kita ulas tentang sejarah Meriam Sumbing.

    BACA JUGA :

    Cantiknya Midai, Pulau dengan Keindahan Pantai Perawan

    Jejak-jejak Penjajahan Belanda di Pulau Boyan Batam

    Dinginnya Air Danau Kembang Menaun di Puncak Bukit Permata Lingga

    Meriam Sumbing merupakan salah satu tempat wisata, yang bernilai sejarah yang terletak di Kabupaten Lingga Kepulauan Riau, tepat di Pulau Mepar. Meriam ini terletak tepat di depan Masjid Al-Marhamah. 

    Lokasi tempat wisata Meriam Sumbing, tidak jauh dari pintu masuk Pulau Mepar di Lingga Kepri. Sehingga setelah sampai di pulau, dengan jarak sekitar 20 meter pengunjung akan langsung disambut meriam ini.

    Kemudian, tak jauh dari Meriam Sumbing, tepatnya di atas bukit Pulau Mepar pengunjung dapat menemukan Benteng Lekok yang menghadap secara langsung ke arah Tanjung Buton.

    Benteng ini dilengkapi dengan 7 buah meriam. Berjarak beberapa meter.

    Awalnya, Meriam Sumbing yang memiliki panjang 1,5 meter ditempatkan bersama meriam-meriam lainnya dan masih berserakan. Namun sekarang, meriam-meriam tersebut sudah lebih tertata dan bisa menjadi tempat wisata bersejarah.

    Sejarah Meriam Sumbing

    Kondisi Meriam Sumbing, alat perang di masa Raja Long di Lingga Kepri (Dok. tempatwisata.pro)

    Adanya Meriam Sumbing di Pulau Maper, tidak terlepas dari nilai sejarah. Di zaman dulu, meletuslah Perang Retih, yang terjadi pada tahun 1857.

    Perang tersebut terjadi karena Panglima Besar Retih, yang bernama Raja Long yang tidak mengakui Sultan Sulaiman sebagai Sultan Lingga.

    Pada waktu itu, konon Meriam Sumbing belum dapat digunakan untuk bertempur. Namun, pada suatu malam, terdengar suara yang muncul dari meriam ini.

    Dipercaya, meriam ini menangis karena ingin diikutsertakan dalam perang, seperti meriam lainnya.

    Sehingga, para pasukan perang dari Lingga pun sepakat, untuk membawa meriam ini untuk ikut bertempur. Dan siapa sangka, ternyata meriam ini memiliki kemampuan yang bisa diandalkan.

    Dalam kisahnya, meriam ini terus menghujani tembakan yang selanjutnya membuat ujung meriam menjadi pecah.

    Ujung meriam yang pecah ini kemudian membuat meriam tersebut, diberi nama Meriam Sumbing.

    Meskipun sumbing, namun meriam ini tetap diandalkan saat berperang. Hingga saat ini, Meriam Sumbing menjadi meriam yang dikeramatkan oleh warga sekitar.