• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Ritual Panggil Bunian Dalam Pengobatan Berjenjang Kepri

    Ritual berjenjang di Kepri (Dok sahdieng.blogspot.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Ritual-ritual mistis dalam kehidupan sehari-hari di masa lalu, kerap mewarnai sejarah suatu daerah.

    Di Kepulauan Riau (Kepri) sendiri, ada namanya Ritual Berjenjang atau Bejenjang.

    Ritual Bejenjang adalah sebuah ritual pengobatan tradisional untuk mengobati orang yang sakit. Dalam ritual ini, dihadiri oleh seluruh masyarakat, untun menghindari juga dari penyakit, termasuk seluruh kawasan kampung.

    Ternyata, ritual pengobatan Bejenjang ini sudah ada sejak lama, yang dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai penjagaan kampung.

    Disebut Bejenjang, karena dalam ritual Bejenjang, dilakukan secara bertahap selama 3 hari 3 malam di bulan Muharram.

    Menurut sejarahnya, ritual Bejenjang di Desa Mentuda dimulai ketika desa tersebut, sering mengalami perampokan dari luar desa.

    Apalagi, dalam waktu bersamaan, warga sering mengalami gangguan penyakit yang aneh, sulit diobati sehingga menimbulkan kematian.

    Selain itu, hasil berladang dan melaut juga tidak memuaskan. Ancaman atau masalah yang timbul sering terjadi dan berlangsung lama itu, membuat masyarakat sangat menderita.

    Dalam keadaan yang sulit tersebut, Mak Kelembang, sesepuh desa Mentuda bermimpi.

    Dalam mimpinya, Mak kelembang disuruh untuk membuat ritual 3 hari 3 malam, yang dimulai pada hari Jumat. Dengan mempersiapkan segala sesajen, yang diperintahkan.

    Setelah dilakukan ritual bejenjang, lambat laun keadaan masyarakat menjadi baik.

    Perampokan tidak ada lagi, segala bala bencana berupa penyakit berangsur hilang, dan keadaan ekonomi masyarakat pun membaik.

    Dalam situasi yang membaik ini masyarakat Mentuda hidup aman damai dan sejahtera. Sehingga ritual Bejenjang masih dilakukan hingga kini, dengan tujuan menolak bala dan juga sebagai ritual pengobatan.

    Biasanya, ritual dimulai pada hari Rabu dan ditutup pada Jumat Malam. Lebih baik lagi kalau malam Jumat terakhir jatuh pada bulan purnama.

    Dan yang jelas, tidak menganggu peringatan hari Asyura pada 10 Muharam.

    Setiap tahun pada bulan Muharram dilakukan ritual bejenjang ini selama 3 hari 3 malam lamanya.

    Mandi Syafar dan Memanggil Bunian

    Tarian Berjenjang khas Kepri (IST)

    Pelaksanaan ritual atau upacara ini diisi dengan bersyafari ke Batu Tegak di Desa Mentuda, pada siang harinya.

    Seluruh warga kampung ikut dalam kegiatan tersebut layaknya ritual mandi syafar, dan dilakukan beramai-ramai. Sedangkan pada malam harinya, diisi dengan pengobatan.

    Tarian Berjenjang dilaksanakan untuk memanggil Bunian dari tempat-tempat keramat yang terkenal sakral, seperti Gunung Daik ataupun Tanjung Datok dekat wilayah Mentuda dan penjaga pulau Lingga.

    Ritual malam hari ini dipimpin oleh seorang dukun, yang disebut Bomo oleh penduduk.

    Tarian berlangsung hingga sang Bomo kesurupan orang Bunian, yang dipercaya masyarakat dapat memberikan pengobatan dari berbagai penyakit.

    Biasanya, seorang Bomo dibantu oleh Inang Asuh. Ritual ini hanya bisa dilakukan oleh keturunan-keturunan Bomo turun temurun, anak cucunya yang mengantikan.

    Yang bisa diserap atau dimasuki orang bunian dalam tubuhnya, dari orang bunian penjaga pulau Lingga.