• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Ada Dua Nama yang Tidak Boleh Disebut di Batu Sindu Natuna

    Wisata Batu Sindu di Kepulauan Natuna Kepri (Dok. mytrip.co.id)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM – Hamparan batu-batu granit raksasa di atas bukit, menghiasi pemandangan Batu Sindu yang berada di Tanjung Senubing di Kota Ranai, Kabupaten Natuna Kepulauan Riau (Kepri). 

    Apalagi jika dilihat dari puncak menara suar, akan menampakkan keindahan dengan bentuknya yang begitu harmonis. Sehingga hamparan batu yang memiliki susunan yang begitu harmonis ini, akan enak dipandang apalagi dari ketinggian.

    BACA JUGA :

    Jejak-jejak Penjajahan Belanda di Pulau Boyan Batam

    Kisah Mistis Tarian Mak Yong, Roh Leluhur Hingga Penari Astral

    Ada Sarang Lebah Madu di Pantai Indah di Pulau Natuna

    Batu Sindu dari Kota Ranai hanya berjarak 4,5 km, ditempuh berkendara 10 menit saja. Berada di Kecamatan Bunguran Timur, di pesisir timur Kota Ranai.

    Jalan aspal selebar hanya sekitar 2 m untuk mencapai lokasinya agak menanjak, sehingga harus berhati-hati untuj melewatinya.

    Yang paling menonjol ada di sisi pantai sebelah kanan, batu raksasa yang permukaannya bermotif sulur-sulur alami. Ini yang menjadi ikon Batu Sindu.

    Dari kejauhan di antara laut biru tampak Pulau Senau, yang berbentuk seperti wanita hamil yang sedang rebahan.


    Pantangan yang Dipercaya

    Terdapat cerita turun-temurun yang juga menjadi sejarah Batu Sindu. Konon jaman dahulu kala terdapat legenda yang menjadi dasar dari pulau ini. yaitu legenda Batu Sindu.

    Sehingga diabadikan menjadi sebuah lagu, yang memiliki judul yaitu legenda Sindu yang diciptakan oleh Erson G.A.

    Konon, terdapat sepasang kekasih yang berasal dari beda wilayah. Pria dari Bukit Senubing, sedangkan wanitanya berasal dari sebuah dusun di Tanjung Datuk.

    Mereka mempunyai rencana dan akan menikah. Namun tiba-tiba saja pada saat bertamu, keluarga dari si pria mencela makanan di rumah si wanita, sehingga kegembiraan itu menjadi sebuah petaka.

    Kegembiraan itu berubah menjadi sumpah serapah. Sehingga pihak perempuan mengatakan orang yang berada di Tanjung Datuk, dilarang dengan keras menyebut kata ‘Bukit Senubing’. Jika tidak, akan medapat kesialan yang begitu mendalam.
    Tak hanya mendapat sumpah serapah, akan tetapi juga dari pihak keluarga pria pun mendapat celaka.

    Sedangkan cinta di antara pria dan wanita tersebut, tak pernah padam. Sehingga cerita ini menjadi keunikan tersendiri dari keindahan alam Natuna.

    Selain itu, jika sedang berada di Batu Sindu, terdapat kata yang dilarang diucapkan yaitu ‘Tanjung Datuk’. Konon, kata tersebut dapat membuat hubungan seseorang menjadi berakhir.