Tradisi Haul Jamak Melayu Lingga, Kenang Arwah Leluhur Dengan Doa
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Dalam tradisi Melayu Lingga Kabupaten Lingga Kepulauan Riau (Kepri), setiap orang Islam yang meninggal dunia, tidak begitu saja dilupakan oleh masyarakat, terutama kaum kerabat dan keluarganya.
Orang meninggal akan terus diingat, yakni dengan cara mengirimkan doa untuk kebaikan dan keselamatan arwah di alam kubur. Inilah yang dinamakan tradisi Haul Jamak.
Haul Jamak biasanya dilaksanakan tepat sebulan sebelum masuknya bulan Ramadan.
Yakni di bulan Syaban hitungan Hijriah atau bulan Islam, selama satu bulan penuh pembacaan Doa Arwah berlangsung bergantian di tiap masjid ataupun surau.
Jemaah masjid mengunjungi dari satu dusun, kampung hingga desa-desa duduk bersama membacakan doa arwah untuk saudara, kerabat maupun orang-orang tua yang telah meninggal di masjid maupun surau.
Jemputan jemaah-jemaah masjid disebar jauh-jauh hari.
Pengurus masjid dan surau menyusun jadwal, agar tidak berbenturan pelaksanaan satu sama lain. Maksudnya agar tetap bisa kunjung-mengunjungi.
Sya'ban ini juga disebut sebagai bulannya Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, doa arwah, untuk sanak keluarga, kerabat, orang tua maupun guru yang sudah meninggal.
Nah, ternyata peserta Haul Jamak adalah hanya warga kampung yang laki-laki.
Ada tiga rangkaian acara haul jama’ yaitu tahlilan, doa serta makan bersama sebagai acara penutup.
Menurut keyakinan orang Melayu Lingga, mendoakan arwah bukan saja terbatas pada doa anak yang sholeh, tetapi boleh juga didoakan oleh seluruh kaum muslimin.
Makna dari pelaksanaan haul jama’ merupakan penyambung, pengingat akan sang Pencipta kepada yang dicipta, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati agar diberikan keselamatan.
Terjalinnya tali silaturahim, bentuk terimakasih kepada yang telah mati dan kesyukuran kepada Allh SWT.