• Copyright © melayupedia.com
    All Right Reserved.
    By : MPC

    Hati-Hati, Jangan Sembarangan Berburu Keramik Kuno di Bawah Laut Pantai Teluk Buton

    Pantai Teluk Buton, cagar alam di bawah lautan di Natuna Kepri (Dok. explorenatunaku.wordpress.com)

    BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Sebagai kepulauan yang dahulu menjadi tempat lalu lintas perdagangan, rupanya Kepulauan Natuna Kepulauan Riau (Kepri), banyak menyimpan bukti sejarah.

    Hal ini terbukti ketika ditemukannya banyak pecahan keramik, di Pantai Teluk Buton, di Kecamatan Bunguran Utara, Kabupaten Natuna Kepri.

    BACA JUGA :

    Kisah Engku Patimah dan Demang Megat, Cinta Bersemi di Pulau Bunguran

    Merah Putih Berkibar di Bawah Laut Natuna

    Berpasir Merah, Pulau Kelong Pernah Jadi Rebutan Bajak Laut

    Di pantai ini, banyak ditemukan bukti-bukti peninggalan sejarah, yang masih tersimpan di bawah laut dan juga di sepanjang pesisir pantainya, seperti wadah dari porselen atau keramik.

    Keramik yang ditemukan itu, sebagian besar berasal dari China daratan, mulai dari Masa Ching, Ming, Yuang hingga masa Song.

    Pantai indah ini berhadapan langsung dengan Laut China Selatan. Pesona pantai ini begitu cantik.

    Bahkan Pantai Teluk Buton berpotensi sebagai cagar budaya dan menjadikannya tempat wisata di Kepri, yang sering dikunjungi para wisatawan domestik bahkan wisatawan asing.

    Maka, tak heran jika Pantai Teluk Buton di Natuna Kepri, menjadi salah satu cagar budaya bawah laut khas Kepri.

    Di Pantai Teluk Buton, juga ada beberapa peninggalan lainnya di bawah laut. Salah satunya Situs Setahas, yang merupakan kapal besi Rusia yang ditembak  oleh pasukan Jepang.

    Pantai Teluk Buton di Natuna Kepri (IST)

    Banyak besi yang timbul di permukaan, yakni bagian mesinnya. Letak Setahas sekitar 80 meter ke buritan, dengan lebar sekitar 80 cm.

    Kapal tersebut bukanlah tangker, tetapi seperti tongkang yang memiliki penggerak sendiri. Di dalamnya ada main hole sendiri.

    Kondisi haluan sudah hancur dan patah. Pada 1/3 buritan ada bagian pendingin mesin. Sementara di sebelah kanan terlihat piston mesin yang berukuran besar.

    Ada juga yang disebut Situs Karang Cina di Teluk Buton. Menurut cerita penduduk setempat, di perairan ini terdapat batu pemberat kapal yang berukuran cukup besar dan berwarna hitam. 

    Batu tersebut dibawa oleh suatu kapal ke tengah laut. Namun, hingga kini cerita tentang batu hitam itu, belum bisa dibuktikan kebenarannya.

    Jika memiliki kesempatan berlibur di Teluk Buton, ada baiknya untuk tidak berburu keramik kuno ataupun peninggalan lain yang ada di bawah laut.

    Hal ini dilakukan agar dapat menjaga nilai-nilai cagar budaya yang ada di sana . Akan ada hukum yang akan menindak, jika ada yang melanggar.

    Pantai Teluk Buton di Kepulauan Natuna Kepri (IST)

    Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya, dalam Pasal 26 ayat (1), di dalam Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010.

    Yang mana berisi 'Pemerintah berkewajiban melakukan pencarian benda, bangunan, stuktur, dan/atau lokasi yang diduga sebagai cagar budaya'.

    Kamu tetap bisa mengeksplorasi Pantai Teluk Buton, bisa dengan snorkeling ataupun berjemur di pantai pasir putih yang eksotik, tanpa harus merusak cagar budaya dan alam yang indah di pulau ini. Setuju ya..