Berpasir Merah, Pulau Kelong Pernah Jadi Rebutan Bajak Laut
BATAM, MELAYUPEDIA.COM - Bercerita tentang Kepulauan Riau (Kepri), memang tak ada habisnya. Salah satu pulau yang saat ini sudah sangat dikenal, apalagi kalau bukan Pulau Kelong.
Tak kalah dengan tempat wisata lain di Kepri, Pulau Kelong memiliki ciri tersendiri sebagai daya tariknya, yakni memiliki tanah yang bewarna merah sebagai daratan utama pulau Bintan.
BACA JUGA :
Merah Putih Berkibar di Bawah Laut Natuna
Tak Kalah dengan Bunaken dan Raja Ampat, Pulau Abang pun Begitu Indahnya
Anambas, Pulau Tropis Terindah Tempat Habitat Hidup Ikan Napoleon
Pulau di Kabupaten Bintan Kepri ini, berbeda dengan pulau-pulau yang ada di Kepri yang biasanya berpasir putih sebagai daya tarik.
Konon pada zaman dahulu, pulau kelong merupakan pulau yang berlokasi sangat strategis.
Di mana perairannya menjadi jalur pelayaran kapal-kapal Portugis, Belanda, dan Cina, sehingga dari aspek perdagangan ini sangat padat sekali.
Hal ini pula yang membuat para perompak mulai melirik daerah ini, apalagi di daerah perairan pulau Kelong yang saat itu sudah didiami penduduk.
Para perompak atau bajak laut, berniat singgah atau bahkan ingin menjadikan pulau kelong sebagai maskas mereka.
Namun, penduduk yang mendiami pulau kelong tidak menginginkan hal itu. Mereka akan beramai-ramai mengepung atau 'mengkelong' dalam bahasa daerah, sehingga semua rencana para perompak itu selalu dapat digagalkan.
Konon juga, berdasarkan cerita turun-temurun, saat itu ada seorang panglima yang gagah perkasa yang bernama Panglima Husin.
Panglima inilah yang memimpin para penduduk, untuk mengusir perompak/bajak laut tersebut.
Seiring berjalanya waktu, penyebutan 'mengkelong' atau mengepung ini, lama kelamaan menjadi sebutan Kelong.
Nah, nama ini sampai sekarang menjadi nama Desa Kelong l, yang saat ini menjadi Ibu kota Kecamatan Bintan Pesisir.
Saat ini, Pulau Kelong memiliki penduduk yang cukup banyak, dengan sarana dan prasarana yang cukup berkembang dengan baik.
Setiap pukul 18.00 WIB hingga 09.00 WIB, listrik akan terus menyala, hingga akan ada pemadaman listrik secara bergilir karena PLN belum berdiri secara mandiri.
Di pulau ini juga, sudah memiliki puskesmas untuk penduduk memeriksakan kesehatannya secara berkala.
Pasar untuk memenuhi kebutuhan penduduk hingga sekolah untuk anak-anak di sana, dimulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Hanya saja, belum ada Sekolah Menengah Atas (SMA) di pulau eksotik ini.