Menyantap Tamban Salai `Colet` Sambal Belacan di Lingga
LINGGA, MELAYUPEDIA.COM - Siapa yang tak kenal tamban salai di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri). Ikan tamban salai merupakan ikan tamban yang disalai atau diasapi.
Kuliner tradisional ini memiliki aroma dan rasa yang begitu meresap dan berkesan di lidah. Kelezatan makanan yang sudah ada sejak dulu ini, membuat ikan tamban salai dikenal hingga negeri jiran, Singapura.
Proses menyalai ikan tamban biasanya dimulai sejak pukul 10 pagi. Sepintas, pembuatan Ikan Tamban Salai terlihat sangat mudah.
Namun, jika tidak memiliki keterampilan dan kesabaran yang tinggi, ikan tamban salai yang nikmat tak akan pernah didapatkan. Dibutuhkan tingkat kematangan yang pas saat memasak ikan yang hanya selebar dua jari orang dewasa itu.
Ikan tamban yang disalai, biasanya ditusuk pada bagian mata ke sebilah bambu kecil dan panjang yang mencapai sekitar satu meter.
Kemudian, ikan-ikan tersebut disalai di atas bara api yang dibakar dari sabut kelapa. Asap yang panas dari sabut kelapa mengubah warna ikan menjadi kuning kecokelatan.
BACA JUGA:
Ikan Simbok Salai Pengobat Rindu Kampung Halaman di Anambas
Sensasi Sarapan Nasi Dagang di Lingga yang Berbalut Daun Pisang
Mirip Papeda, Yuk Cicipi Kelezatan Kepurun Khas Lingga
Membutuhkan waktu berjam-jam untuk menunggu ikan kering dan matang. Warna kuning kecokelatan itulah yang menjadi pesona dan daya pikat tamban salai ini.
Tamban salai bukan hanya bisa dinikmati bersama nasi begitu saja. Beberapa masyarakat pun suka mengolahnya menjadi masakan yang tak kalah enak, seperti tamban salai masak asam pedas.
Kemudian, banyak juga yang makan tamban salai ini dengan sambal belacan (terasi). Sensasinya sungguh luar biasa.
Di balik keistimewaan dan kelezatannya, tamban salai hanya mampu bertahan 2x24 jam alias dua hari saja.
Berbeda jika dimasukkan dalam lemari es, ikan tersebut mampu bertahan hingga berhari-hari lamanya. Namun, rasanya sudah tak senikmat saat baru diangkat dari pengasapan.
Di Pulau Lingga khususnya, tamban salai yang terkenal asal Desa Mepar. Biasanya warga Mepar menjajakan tamban salai per kantung dengan harga Rp 5.000, yang berisi 10 sampai 15 ekor.
Bagaimana? Penasaran dengan rasa tamban salai? Ayo siapkan waktu berlibur ke Lingga dan jangan lupa nikmati tamban salai.